http://books.google.co.id/books?id=rQt5OAvlO9kC&lpg=PP1&dq=matematik%20pmr&hl=id&pg=PA1#v=onepage&q=matematik%20pmr&f=false

Thursday, July 22, 2010

NOMBORSATUKAN ALLAH

Dr Syeikh sufi akhir zaman

Syeikh Abdul Qadir Al-Jilany



Nabi saw, bersabda:

“Apabila Allah swt menghendaki kebaikan pada hambaNya maka sang hamba diberi pemahaman dalam agama, dan ditampakkan cacat-cacat dirinya.” (H.r. Al-Hindy riwayat dari Anas ra.)



Faham dalam agama adalah faktor yang menyebabkan manusia mengenal dirinya. Dan siapa yang mengenal Tuhannya Azza wa-Jalla, maka ia mengenal segalanya. Maka bersama Allahlah ibadah kepadanya menjadi benar, dan terbebaskan dari perbudakan selain Allah azza-waJalla.



Kalian semua tidak akan beruntung dan tidak pula selamat sepanjang anda tidak memprioritaskan Allah Azza wa-Jalla atas lainnya. Anda harus memprioritaskan agamamu dibanding kesenanganmu, memprioritaskan akhiratmu dibanding duniamu. Menomorsatukan Penciptamu dibanding ciptaanNya.

Anda menjadi rusak karena anda mendahulukan syahwat kesenangan anda dibanding Allah Azza wa-Jalla.



Lakukanlah prioritas Allah dibanding yang lain maka Allah bakal mencukupi anda. Sedangkan anda saat ini terhijab dari Allah Azza wa-Jalla, maka tidak ada ijabah bagi anda.

Padahal Ijabah itu akan muncul setelah memohon Ijabah. Allah mengijabahi anda dengan amaliyah anda ketika anda memohon kepadaNya.



Panen itu akan anda raih setelah menanam. Bertanamlah anda akan panen.



Nabi saw. Bersabda:

“Dunia adalah tempat bertanam bagi akhirat.” (Hr. Al-‘Ajluny)



Bertanamlah dengan tanaman dalam hatimu dan badanmu, yaitu iman. Anda berkebun dengan menyiram air pada kebun itu melalui amal yang shaleh. Jika dalam hati anda ada kelembutan, kasih sayang, rahmat pasti akan tumbuh di dalamnya. Manakala di dalamnya ada keras kepala dan keras hati, maka buminya juga gersang tidak akan ditumbuhi apa pun. Sama seperti anda menanam di puncak bukit batu, tidak akan pernah tumbuh di sana.



Nabi saw, bersabda:

“Minta tolonglah kalian atas segala pekerjaan menurut kemampuan terbaik ahlinya.” (Ditakhrij As-Suyuthy dan al-Ajluny)



Kalian sibuk dengan bertanam dunia bukan bertanam akhirat. Bukankah pemburu dunia tak akan bahagia di akhirat? Ia tak akan melihat Allah Azza wa-Jalla. Jika anda ingin akhirat maka tinggalkan duniawimu, jika anda inginkan Allah Azza wa-Jalla maka tinggalkan bagian diri dan unsur kemakhlukanmu, maka anda benar-benar wushul(sampai). Bila benar apa yang anda lakukan justru akhirat, seluruh makhluk, dunia, anda dapatkan semuanya, dengan penuh kepatuhan maupun dengan terpaksa.

Sebab pokoknya sudah bersama anda, sedangkan cabangnya hanya mengikuti. Karena itu berakal sehatlah anda. Namun anda malah tidak berakal sehat, tidak pandai, dengan cara anda bergumul dan bergabung dengan makhluk, lebur dengan mereka. Jika anda tidak taubat, maka justru anda hancur.



Datanglah ke jalan thariqat sufi, anda datangi pintu mereka. Jangan jejali mereka dengan dengan ketiak tubuhmu, dengan kemunafikanmu, sedangkan hatimu tidak. Padahal mereka terpenuhi oleh hati dan rahasia hati, dengan lengan-lengan kepasrahan dan kesabaran terhadap cobaan, kerelaan dan bagian dari Allah Azza wa-Jalla.



Hai anak-anak sekalian, jadikan dirimu di hadapan Allah Azza wa-Jalla ketika derita menerpamu, maka anda tegak di atas pijakan cintaNya, bahkan tidak berubah, tidak sirna oleh penjuru dan angin, badai dan hujan bahkan oleh debu-debu yang menabur, karena anda tetap teguh lahir dan batin, teguh dalam maqom yang disana tak ada lagi makhluk, dunia, akhirat, tak ada hak dan bagian-bagian kepentingan, tak ada derita, tak ada pertanyaan “bagaimana”, bahkan tak ada selain Allah Azza wa-Jalla.

Jangan sampai jiwamu dikotori oleh urusan makhluk, urusan keluarga, dirimu tak berubah karena bagian yang sedikit atau pun banyak, tidak pula berubah karena cacian dan pujian, tidak pula diterima maupun ditolak, dan secara global anda berada dibalik semuanya, manusia, jin, malaikat dan seluruh makhluk, bersama Allah.

Betapa indah apa yang dikatakan oleh seorang Sufi, “Jika anda membenarkan (silakan) jika tidak, jangan ikuti kami.!”



Sabar, ikhlas dan jujur dalam membenarkan merupakan asas, sebagaimana kami jelaskan padamu. Kalian datang padaku, apakah aku membuatmu munafik? Dan ketika aku bicara lembut padamu, dirimu suka dan kagum, lalu anda menyangka ada kepentingan? Tidak! Tak ada kemuliaan dengan cara begitu.

Aku dan api, dan tak ada yang mampu di atas api kecuali Samandil yang bertelur, beranak, dan anaknya berdiri dan duduk di atas api. Jadilah dirimu seperti Samandil di atas api derita dan perjuangan serta kepayahan, bersabar di lorong-lorong ketentuan dan takdir, hingga kalian sabar dalam berguru kepadaku, mendengarkan kalamku, kerasnya ucapan serta mengamalkannya lahir, batin, hakiki dan syar’y. Pertama-tama anda khalwat, lalu keluar, lalu eksistensial. Jika anda sukses, maka anda bahagia dunia akhirat bersama kehendak dan takdir Allah Azza wa-Jalla.



Aku tidak menyertai siapa pun selain hanya untuk Allah Azza wa-Jalla, dan diantara keharusannya adalah aku tidak menoleh pada siapapun dari mereka dalam segala hal tanpa suatu tanda. Bahkan aku sangat takut kepada Allah dalam melaksanakan HakNya terhadap makhlukNya, aku tidak boleh lemah, dan aku kuat dengan diriku, lalu aku berserasi dengan mereka dalam jiwa mereka (demi keselamatan mereka).



Diantara para Sufi – semoga rahmat Allah bagi mereka -- mengatakan, “Berserasilah pada Allah Azza wa-Jalla dalam jiwa mereka, tetapi janganlah berserasi dengan mereka ketika di dalam ibadah kepada Allah.”

Maka runtuhlah mereka yang hancur, dan selamatlah mereka yang selamat. Maka aku peduli, sedangkan anda terus menerus maksiat kepada Allah Azza wa-Jalla, menghina perintah dan laranganNya, kontra padaNya, baik dalam ketentuan maupun takdirNya. Siang dan malam anda dibenci dan dilaknati.

Diantara firmanNya Azza wa-Jalla dalam sebagian kitabNya:

“Jika kamu patuh maka Aku ridlo kepadamu. Jika Aku ridlo, maka kamu mendapatkan barokah kebajikan. Sedangkan barokahKu tak ada batasnya. Namun jika kamu maksiat, Aku marah. Dan ketika Aku marah, kamu terlaknat, hingga laknat-Ku sampai tujuh turunan…”



Zaman ini adalah zaman dimana agama dijual dengan debu yang hina, zaman yang panjang khayalnya dan ambisiusnya. Karena itu seriuslah kalian, jangan sampai tergolong orang yang difirmankan oleh Allah swt :

“Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan.” (QS Al-Furqon: 23)



Setiap amal yang diorientasikan selain Allah Azza wa-Jalla maka ia telah menjadi debu yang terbang.

Hati-hati! Apabila masalahmu tersembunyi dari kalangan awam, maka tidak tersembunyi bagi kalangan khusus yang kokoh, mereka menyembunyikan pekerjaannya dari anda, bukannya orang bodoh yang menyembunyikan orang alim, tidak. Karena itu beramallah dan ikhlaslah dalam amalmu. Sibukkan hatimu pada allah Azza wa-Jalla, tinggalkan hal-hal yang mengganggumu yang tidak berarti, karena itu jangan repot dengan hal-hal yang tak berarti bagimu. ( catatan lentera sufi )



Wednesday, July 21, 2010

Subhanallah

Cuba renung tiga titik ditengan kalimah Allah ini selama 10 saat kemudian pandang kepada dinding kosong, apa yang anda lihat

Pengajaran Dari Israk Mikraj

artikel dr yayasan SOFA negeri sembilan

PERISTIWA Israk dan Mikraj merupakan perjalanan dan mukjizat agung yang dikurniakan oleh Allah kepada manusia yang paling layak dan teragung, Rasulullah SAW.
Dalam perjalanan tersebut diperlihatkan kepada Baginda SAW pelbagai gambaran dan pemandangan dari alam penuh rahsia yang kesemuanya itu mengandungi pelbagai hikmah dan hakikat yang akhirnya bersangkut paut dengan apa yang berlaku di alam zahir ini dari urusan dan kehidupan para hamba

Peristiwa Israk dan Mikraj penting untuk dihayati terutamanya manusia zaman kini yang semakin jauh dari dapat menyelami hikmah-hikmah Ilahi. Sesungguhnya Israk dan Mikraj menyimpan pelbagai rahsia dan membongkar pelbagai pengajaran, peringatan dan kelebihan terutamanya kedudukan Rasulullah SAW yang istimewa di sisi-Nya.

Pengajaran Tentang Solat

Antara pengajaran terpenting yang diperolehi daripada perjalanan Israk dan Mikraj ialah tentang solat. Di antara kefarduan solat dan mukjizat Israk dan Mikraj, terdapat hubung kait yang begitu mendalam dan erat, sehingga munasabahlah dinamakan solat itu sebagai al Mikraj al Ruhi.

Apabila Mikraj Nabi kita SAW dengan jasad dan rohnya ke langit sebagai suatu mukjizat, maka Allah SWT menjadikan bagi umat Muhammad SAW Mikraj Roh pada setiap hari sebanyak lima kali. Di mana roh dan hati mereka pergi menemui Allah bagi memastikan mereka bebas dari kekangan hawa nafsu dan menyaksikan keagungan Allah, kekuasaan serta keesaan-Nya, sehingga mereka menjadi orang yang mulia di atas permukaan bumi ini.

Kemuliaan yang diperolehi bukan dengan jalan penindasan, kekuatan dan kemenangan, tetapi dengan jalan kebaikan dan ketinggian, jalan kesucian dan kemuliaan serta jalan solat.

Tidaklah solat itu sekadar robot atau pergerakan alat-alat yang tidak mempunyai makna, tetapi ia adalah sebuah madrasah yang mendidik kaum mukminin atas semulia-mulia makna kebaikan, kecintaan dan kemuliaan dalam menempuh kesesakan hidup, hiruk-pikuk dan kejahatannya.

Solat merupakan sebesar-besar amalan dalam Islam. Sesiapa yang memeliharanya, maka dia akan memperolehi kebahagiaan dan keuntungan. Sesiapa yang meninggalkannya, maka dia akan memperolehi kecelakaan dan kerugian.

Allah SWT telah memfardukan solat ke atas hamba-hamba-Nya yang beriman supaya ia menjadi penghubung dengan hadrat-Nya, peringatan tentang keagungan-Nya dan tanda kesyukuran hamba-Nya atas nikmat yang dicurahkan-Nya.

Ia merupakan asas bagi mencapai kejayaan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Sabda Rasulullah SAW: “Amalan pertama yang dihisab bagi hamba pada hari kiamat adalah solat. Sekiranya solatnya itu baik, maka baiklah segala amalannya. Sekiranya solatnya itu rosak, maka rosaklah segala amalannya yang lain”. (Diriwayatkan oleh al Tabrani di dalam al Awsot juga disebut di dalam Majma’ al Zawaid (1/291)).

Tidak menjadi suatu perkara yang pelik apabila solat dijadikan sebagai kepala amalan. Sesungguhnya dengan melazimkan diri menunaikan solat secara sempurna dengan khusyuk dan khudhu’ kepada Allah, akan menanam di dalam jiwa sifat muraqabah kepada-Nya.

Sesiapa yang telah mencapai muraqabatullah, akan berasa takut kepada-Nya, bertakwa kepada-Nya, menunaikan perkara yang menjurus kepada keredaan-Nya, berkata benar apabila berbicara, menunaikan janji apabila berjanji, menunaikan amanah, bersabar ketika ditimpa kecelakaan dan bersyukur dengan nikmat-Nya.

Firman Allah SWT dalam surah al-Maarij ayat 19 hingga 23: Sesungguhnya manusia itu dijadikan bertabiat resah gelisah (lagi bakhil kedekut). Apabila dia ditimpa kesusahan, dia sangat resah gelisah. Dan apabila dia beroleh kesenangan, dia sangat bakhil kedekut; kecuali orang-orang yang mengerjakan solat. Iaitu mereka yang tetap mengerjakan solatnya.

Seorang hamba yang memelihara solatnya dengan sempurna, tidak akan terleka daripada muraqabatullah dalam kesibukan dan urusan sehariannya. Sesungguhnya sesiapa yang memelihara solatnya dengan menunaikannya dengan khusyuk, akan diampunkan dosanya dan dikasihi oleh Tuhannya.

Sabda Rasulullah SAW: “Sesungguhnya setiap solat itu menghapuskan kesalahan yang dilakukan di hadapannya”. (riwayat Imam Ahmad dan al Tabrani).

Sabda Baginda SAW lagi: “Sesiapa mengetahui bahawa solat itu adalah hak yang wajib, maka dia masuk syurga”. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, al Baihaqi dan al Hakim).

Sesiapa yang tidak memelihara solatnya, maka dia diharamkan di dunia daripada memperolehi nikmat keberkatan, taufik dan kebaikan serta akan diazab selepas kematiannya dengan dihentakkan kepalanya ke batu.

Setiap kali kepalanya itu pecah, akan dikembalikan seperti keadaan asalnya. Dia juga akan datang pada hari kiamat tanpa cahaya, petunjuk keimanan dan diharamkan terselamat dari azab, kehinaan dan kerendahan.

Wahai kaum Muslimin! Bertakwalah kalian kepada Allah dan peliharalah solat serta tunaikanlah kerana Allah pada waktunya dengan khusyuk. Tiada yang menghalang kalian untuk menunaikannya walaupun disebabkan kesejukan dan juga pekerjaan.

Bermujahadahlah sehingga kalian tidak mengabaikan menunaikan solat Subuh pada waktunya tatkala kalian berseronok menikmati kelazatan tidur dan ketika malas. Begitu juga bermujahadahlah sehingga kalian tidak lalai menunaikan solat Asar kerana terlalu sibuk mendahulukan pekerjaan.

Berhati-hatilah kalian agar harta, perniagaan, kemegahan, takhta, pemerintahan dan kementerian tidak menyibukkan kalian dari menunaikan solat.

Jadilah kalian dari kalangan mereka yang tergolong dalam firman Allah SWT yang maksud-Nya: (Ibadat itu dikerjakan oleh) orang-orang yang kuat imannya yang tidak dilalaikan oleh perniagaan atau berjual-beli daripada menyebut serta mengingati Allah, dan mendirikan solat serta memberi zakat; mereka takutkan hari (Kiamat) yang padanya berbalik-balik hati dan pandangan. (Mereka mengerjakan semuanya itu) supaya Allah membalas mereka dengan sebaik-baik balasan bagi apa yang mereka kerjakan, dan menambahi mereka lagi dari limpah kurnia-Nya; dan sememangnya Allah memberi rezeki kepada sesiapa yang dikehendaki-Nya dengan tidak terhitung. (al-Nur: 37 dan 38)

Daripada Abdullah ibn Amru berkata, pada suatu hari, Nabi SAW menyebut tentang solat dengan sabdanya: “Sesiapa yang memelihara solat maka baginya cahaya, petunjuk dan kejayaan pada hari kiamat. Sesiapa yang tidak memeliharanya, maka tiada baginya cahaya, petunjuk dan kejayaan. Pada hari kiamat, dia akan bersama Qarun, Firaun, Haaman dan Ubai ibn Khalaf”. (riwayat al Tabrani dan Ibnu Hibban)

Daripada Abi Hurairah r.a berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Apakah pandangan kalian, jika ada sebatang sungai di pintu rumah salah seorang dari kalian, dia mandi di dalam sungai tersebut pada setiap hari sebanyak lima kali. Adakah masih ada suatu kotoran yang tinggal pada badannya?” Sahabat menjawab, “Tidak ada suatu kotoran pun yang tinggal”. Sabda Baginda SAW, “Begitu jugalah perumpamaannya dengan solat lima waktu yang dengannya Allah menghapuskan kesalahan-kesalahan. (riwayat al Bukhari dan Muslim)

Banyak lagi pengajaran yang terdapat dalam peristiwa Israk dan Mikraj terutamanya beberapa keistimewaan yang dikurniakan kepada Rasulullah SAW bagi menunjukkan kepada kita tentang ketinggian martabat Baginda SAW.

Semoga kita digolongkan di kalangan orang-orang yang celik mata hati sehingga kita dapat menghayati hikmah dan pengajaran di sebalik peristiwa agung, Israk dan Mikraj

Wednesday, July 7, 2010

ILMU LADUNI

DARI pondokhabib.wordpress.com

Ilmu ini adalah kurnia khusus dari Allah swt.

A. Dalil-dalil ayat Al-qur’an tentang ilmu laduni/mauhub

1. “Dan Takutlah kepada Allah niscaya Allah akan mengajari kalian“ (Qs. Al baqarah ayat 282)

2. “Dan orang-orang yang berjuang di jalan kami (berjihad dan mendakwahkan agama) maka akan kami tunjukan kepada mereka jalan-jalan kami (jalan-jalan petunjuk). Dan sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang ihsan (muhsinin) (QS Al’ankabut [69] ayat 69).

3. “Katakanlah (hai Muhammad Saw.) Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan” (QS Thaha [10] ayat 113).

4. “Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa; “Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan janganlah (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para rasul. “(QS. Al-qashash [28], ayat 7).

5. “Dan kami telah ajarkan kepadanya (Nabi khidhir) dari sisi Kami suatu ilmu”. (Al Kahfi: 65).


B. Hadits-hadits tentang ilmu mauhub/laduni

1. Hadits Bukhari -Muslim :

“Dahulu ada beberapa orang dari umat-umat sebelum kamu yang diberi ilham. Kalaulah ada satu orang dari umatku yang diberi ilham pastilah orang itu Umar.” (Muttafaqun ‘alaihi)

2. Hadits At Tirmidzi :
“Ini bukan bisikan-bisikan syaithan, tapi ilmu laduni ini merubah firasat seorang mukmin, bukankah firasat seorang mukmin itu benar? Sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam: “Hati-hati terhadap firasat seorang mukmin. Karena dengannya ia melihat cahaya Allah”. (H.R At Tirmidzi).

3. Hadits riwayat Ali bin Abi Thalib Ra:
“Ilmu batin merupakan salah satu rahasia Allah ‘Azza wa Jalla, dan salah satu dari hukum-hukum-Nya yang Allah masukkan kedalam hati hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya”.

4. Hadits riwayat Abu Dawud dan Abu Nu’man dalam kitab Al-Hilyah :
Nabi Muhammad Saw. bersabda yang maksudnya : “Barangsiapa mengikhlashkan dirinya kepada Allah (dalam beribadah) selama 40 hari maka akan zhahir sumber-sumber hikmah daripada hati melalui lidahnya”. (HR. Abu Dawud dan Abu Nu’man dalam alhilyah).

5. Hadits riwayat Imam Ahmad Dalam kitab al-hikam
Nabi SAW bersabda :” Barangsiapa Yang Mengamalkan Ilmu Yang Ia Ketahui Maka Allah Akan Memberikan Kepadanya Ilmu Yang Belum Ia Ketahui”.

Imam Ahmad bin Hanbal ra. Bertemu dengan Ahmad bin Abi Hawari, maka Ahmad bin Hanbal ra. “Ceritakanlah kepada kami apa-apa yang pernah kau dapati dari gurumu Abu Sulaiman ra. “. Jawab Ibnu Hawari : “Bacalah subhanallah tanpa kekaguman”.Setelah dibaca oleh Ahmad bin Hanbal ra. : “Subhanallah” Maka berkata Abil Hawari ra. : “Aku telah mendengar bahwa Abu Sulaiman berkata : “ Apabila jiwa manusia benar-benar berjanji akan meninggalkan semua dosa, nescaya akan terbang kea lam malakut (di langit), kemudian kembali membawa berbagai ilmu hikmah tanpa berhajat pada guru”. Imam Ahmad Bin Hanbal ra. Setelah mendengar keterangan itu langsung ia bangkit bangun/berdiri dan duduk ditempatnya berulang tiga kali, lalu berkata : “Belum pernah aku mendengar keterangan serupa ini sejak aku masuk islam”. Ia sungguh puas dan sangat gembira menerima keterangan itu, kemudian ia membaca hadits tadi.

(Tarjamah Kitab Alhikam Syaikh Ibnu Athoillah, H Salim Bahreisy, Victory Agencie, Kuala Lumpur, 2001, pp 33-34., Hadits ini juga tertulis di Fadhilah alqu’an penjelasan hadith ke 18, hal 25-27, Syaikh Maulana Zakariyya, era ilmu kuala lumpur)

6. Dalam hadits majmu (Himpunan) hadist qudsy
Allah berfirman kepada Isa: “Aku akan mengirimkan satu umat setelahmu (ummat Muhammad Saw.), yang jika Aku murah hati pada mereka, mereka bersyukur dan bertahmid, dan jika Aku menahan diri, mereka sabar dan tawakal tanpa [harus] mempunyai hilm (kemurahan hati) dan ‘ilm [1].” Isa bertanya: “Bagaimana mereka bisa seperti itu ya Allah, tanpa hilm dan ‘ilm?” Allah menjawab: “Aku memberikan mereka sebagian dari hilmKu dan ‘ilmKu.”

7. Dalam hadits qudsy (Kitab Futuh Mishr wa Akhbaruha, Ibn ‘Abd al-Hakam wafat 257 H).
Allah mewahyukan kepada Isa As. untuk mengirimkan pendakwah ke para raja di dunia. Dia mengirimkan para muridnya. Murid-muridnya yang dikirim ke wilayah yang dekat menyanggupinya, tetapi yang dikirim ke tempat yang jauh berkeberatan untuk pergi dan berkata: “Saya tidak bisa berbicara dalam bahasa dari penduduk yang engkau mengirimkan aku kepadanya.” Isa As. berkata: “Ya Allah, aku telah memerintahkan murid-muridku apa yang Kau perintahkan, tetapi mereka tidak menurut.” Allah berfirman kepada Isa: “Aku akan mengatasi masalahmu ini.” Maka Allah membuat para murid Isa bisa berbicara dalam bahasa tempat tujuan mereka diutus

Perkara ini telah dijelaskan oleh sayyidina ‘ali ra. saat beliau menjawab pertanyaan orang ramai, “apakah beliau telah mendapatkan ilmu khusus atau wasiat khusus dari Rasulullah saw. yang hanya diberikan kepada beliau dan tidak kepada orang lain?”
Hazrat ‘ali ra. menjawab :” Demi Tuhan yang telah menciptakan surga dan jiwa-jiwa, aku tidak pernah mendapat apa-apa selain daripada ilmu yang Allah berikan kepada seseorang untuk memahami alqur’an!”
ibnu abi dunya rah. berkata bahwa pengetahuan daripada Al-quran dan apa-apa yang didapati daripada alqu’an begitu luas daripada alqur’an. Seorang pentafsir harus mengetahui 15 cabang ilmu yg disebutkan diatas. Tafsiran orang yang tidak mahir dalam ilmu-ilmu ini adalah termasuk tafsiran bil-rakyi (tafsir menurut fikiran sendiri) yang hal ini DILARANG OLEH SYARA’. Para sahabat ra. mendapat ilmu bahasa arab secara tabii dan ilmu-ilmu lain mereka dapati langsung dari ilmu kenabian (nabi SAW).

Nabi SAW bersabda :” Barang siapa yang berfatwa dalam masalah agama, tanpa ada ilmu maka baginya laknat Allah, malaikat dan manusia seluruhnya ” (HR. Imam suyuti).

Jadi Ilmu laduni = ilmu dari Allah asbab hasil amal...karena Allah telah tunjukan cara mendapatkannya pada kita.

C. Cara mendapatkan ilmu dari Allah Swt.

ilmu laduni dan cara/jalan untuk mendapatkannya didalam ALQU’AN DAN HADITS :

1. Belajar
Termasuk bertanya dengan para ulama. Hendaknya belajar dengan guru mursyid yang menjaga dzikir dan sunnah Nabi Muhammad SAW.

2. TAKUT KEPADA ALLAH
kitab alhikam, syaikh ibnu athoillah alasykandary (kepala madrasah alazhar-asyarif abad 7 hijriah) menyebutkan nukilan ayat dari alqur’anulkarim :

“wataqullaha wayu’alimukumullah” (Qs. Al baqarah ayat 282)

artinya : “Takutlah kepada Allah niscaya Allah akan mengajari kalian“ (Qs. Al baqarah ayat 282)

Sifat takut/tunduk/patuh hanya kepada Allah, sangatlah mulia. Bukan saja ilmu laduni yang Allah beri tapi Allah akan tundukan semua makhluq padanya bahkan para malaikatpun akan berkhidmad dan senantiasa membantunya (atas izin Allah), sebagai mana maksud dari haidts nabi SAW :

Nabi saw bersbda : “man khofa minallahi khofahu kulla syai waman khofa ghoirallah khofa min kulli syai”
artinya : “Barang siapa yang takutnya hanya kpd Allah maka Smua makhuq akan takut/tunduk padanya. Barangsiapa takut/tunduknya kpd selain Allah maka semua makhluq akan (menjadi asbab) ketakutan baginya “

Lihatlah kisah-kisah salafushalih kita, bagaimana pasukan dakwah sahabat berjalan diatas air melintasi sungai tigris irak, pasukan dakwah sahabat yang berjalan melintasi laut merah, mu’adz bin jabal ra shalat 2 rekaat maka gunung batu yang besar terbelah dua-membuka jalan untuknya, para sahabat terkemuka boleh mendengarkan dzikir benda-benda mati (roti dan mangkuk) .
Abu dzar alghifary ra. atas perintah khalifah umar ra., beliau ditugaskan utk memasukan kembali lahar gunung berapi yang sudah keluar dari kawahnya. maka atas izin Allah, lahar panas tsb masuk kembali ke kawah gunung tsb (hayatushabat).

Abdullah atthoyar ra. boleh terbang seprti malaikat yang punya sayap, maka ketika ditanya oleh rasulullah, apa yang menjadi asbab Allah berikan karomah tersebut, maka beliau menjawab ” saya pun tidak tahu, tapi mungkin karena aku dari sebelum saya masuk islam sampai sekarng pun saya tidak pernah minum khamr, …dst”.

3. MENGAMALKAN ILMU YANG DIKETAHUI
sebuah hadits menyebutkan bahwa nabi muhammad saw bersabda :

“man ‘amila bimaa ‘alima waratshullahu ‘ilma maa lam ya’lam”

Artinya : Nabi SAW bersabda :” BARANGSIAPA YANG MENGAMALKAN ILMU YANG IA KETAHUI MAKA ALLAH AKAN MEMBERIKAN KEPADANYA ILMU YANG BELUM IA KETAHUI”

 
4. TIDAK MENCINTAI DUNIA
‘alammah suyuti rah. berkata :“kamu menganggap bahwa ilmu mauhub adalah diluar kemampuan manusia. Namun hakikatnya bukanlah demikian, bahkan cara untuk menghasilkan ilmu ini adalah dengan beberapa asbab. Melalui ini Allah swt. telah menjanjikan ilmu tersebut. Asbab-asbab itu adalah seperti : beramal dengan ilmu yang diketahui, tidak mencintai dunia dan lain-lain….”

Sebagaimana dalam sebuah hadits, bahwa Nabi SAW bersabda yang artinya : “Barang siapa yang zuhud pada dunia (tidak cinta dunia), maka akan Allah berikan kepadanya ilmu tanpa Belajar” (Fadhilatushaqat).

5. Berdoa
Semua itu datang bagi Allah, maka Rasulullah mencontohkan kepada kita agar senantiasa berdoa agar diberikan ilmu dan hidayah dari Allah swt. Sebagaimana dalam al-qur’an disebutkan :

“Wa qul rabbi zidnii ilma“
Artinya : Allah Swt. Berfirman : “Katakanlah (hai Muhammad Saw.) Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan” (QS Thaha [10] ayat 113)

Untuk menumbuhkan rasa takut pada Allah dengan dzikir
Untuk menumbuhkan zuhud pada Allah dengan mujahadah
Sedangkan Doa akan diterima jika kita ikhlash…..
Untuk itu kita harus belajar dan dibimbing oleh guru-guru yang mursyid.

6. Berdakwah
Jika kita berdakwah (amr bil ma’ruf wa nahya ‘anil munkar) atau mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran maka Allah akan berikan kepada kita ‘ilm wa hilm (’ilmu dan kelembutan hati) langsung dari qudrat Allah swt. Sebagaimana Dalam surat al-‘ankabut ayat terakhir :

“Dan orang-orang yang berjuang di jalan kami (berjihad dan mendakwahkan agama) maka akan kami tunjukan kepada mereka jalan-jalan kami. Dan sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang ihsan (muhsinin) (QS Al’ankabut [69] ayat 69).

Lafadz “ subulana” atau “jalan-jalan kami” bermakna juga “jalan-jalan petunjuk dari Allah” atau “jalan-jalan hidayah (ilmu-ilmu islam yang haq)”.

Sebagaimana juga dalam hadits qudsi (kurang lebih maknanya) tatkala Allah menceritakan keutamaan umat akhir zaman kepada Nabi isa as.,

Dari Abu Darda Ra. berkata : “Aku mendengar Rasulullah Saw. Bersabada, “Sesungguhnya Allah Swt berfirman kepada Isa As. : “Aku akan mengirimkan satu umat setelahmu (ummat Muhammad Saw.), yang jika Aku murah hati pada mereka, mereka bersyukur dan bertahmid, dan jika Aku menahan diri, mereka sabar dan tawakal tanpa [harus] mempunyai hilm (kemurahan/kemurahan hati) dan ‘ilm (ilmu) .” Isa bertanya: “Bagaimana mereka bisa seperti itu ya Allah, tanpa hilm dan ‘ilm?” Allah menjawab: “Aku memberikan mereka sebagian dari hilmKu dan ‘ilmu-Ku.” [HR. Hakim. Katanya Hadits ini shahihmenurut syarat Bukhary, tetapi ia tidak meriwayatkannya, sedangkan adzahaby menyepakatinya". I/348]

Keterangan : Hadits ini juga terdapat pada Muntakhab hadits SyaikhulHadits Maulana Yusuf, Hadits No. 27, Bab ikhlash dan Juga terdapat pada kitab Ucapan Nabi Isa as dalam kisah-kisah literature umat islam, Tarif Khalidi.

Mengenai kisah dakwah kaum hawariyyin (pengikut Nabi Isa as.) :
- Allah mewahyukan kepada Isa As. untuk mengirimkan pendakwah ke para raja di dunia. Dia mengirimkan para muridnya. Murid-muridnya yang dikirim ke wilayah yang dekat menyanggupinya, tetapi yang dikirim ke tempat yang jauh berkeberatan untuk pergi dan berkata: “Saya tidak bisa berbicara dalam bahasa dari penduduk yang engkau mengirimkan aku kepadanya.” Isa berkata: “Ya Allah, aku telah memerintahkan murid-muridku apa yang Kau perintahkan, tetapi mereka tidak menurut.” Allah berfirman kepada Isa: “Aku akan mengatasi masalahmu ini.” Maka Allah membuat para murid Isa bisa berbicara dalam bahasa tempat tujuan mereka diutus. (Kitab Futuh Mishr wa Akhbaruha, Ibn ‘Abd al-Hakam wafat 257 H).

ilmu laduni adalah karunia khusus/khas bagi hambanya, terlebih bagi mereka yang telah ma’rifat. Orang yang telah ma’rifat akan mendapatkan segala-galanya karena tidak ada keinginan dunia dalam hatinya.

Nabi SAW bersabda : “man wajadallah wajada kulla syai, man faqadallah faqada kulla syai”
artinya : Barang siapa kenal kepada Allah maka ia akan mendapatkan segala-galanya
Barang siapa yang kehilangan Allah (tidak kenal Allah) maka ia kehilangan segala-galanya.”


Tuesday, July 6, 2010

Israk Mikraj

dari pondokhabib.wordpress

Nabi saw Mi’raj Ke Langit
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم:

لَمَّا عُرِجَ بِالنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِلَى السَّمَاءِ، قَالَ رسول صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَتَيْتُ عَلَى نَهَرٍ، حَافَتَاهُ قِبَابُ اللُّؤْلُؤِ، مُجَوَّفًا فَقُلْتُ مَا هَذَا يَا جِبْرِيلُ..؟، قَالَ هَذَا الْكَوْثَرُ

Dari Anas ra berkata :

” Ketika nabi saw diangkat untuk Mikraj ke Langit, bersabda Rasulullah saw : aku telah mengunjungi sebuah sungai, yg dikelililingi kubah kubah Mutiara yg berongga rongga” “. ( Shahih Al Bukhari )



Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,



حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ الْجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ هَدَاناَ بِعَبْدِهِ الْمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ ناَدَانَا لَبَّيْكَ ياَ مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلّمَّ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِيْ هَذَا الْجَمْعِ اْلعَظِيْمِ



Limpahan Puji Kehadirat Allah Maha Raja Tunggal dan Abadi, Maha Melimpahkan keindahan Dzat Nya, yang merupakan isyarat dengan penciptaan alam semesta, merupakan lambang yang menyeru hamba Nya untuk mendekat, kepada keridhaan, kepada pengampunan, kepada kesucian, kepada keluhuran, kepada kebahagiaan dunia dan akhirat, dari yang Maha Tunggal Menguasai kerajaan dunia dan akhirat, Allah Maha penguasa dan Maha menguasai setiap kejadian, Maha Menawarkan kedekatan dan Cinta Nya kepada hamba-hamba Nya, dan Maha Menghibur hamba agar jangan risau ingin dekat dan putus asa dari Rahmat Nya, Dialah Allah, Yang telah menyeru para pendosa dengan Firman Nya :

“Katakanlah Wahai hamba-hamba Ku, yang telah melampaui batas dalam berbuat dosa jangan berputus asa dari kasih sayang Allah, sungguh Allah Maha Mengampuni semua dosa, dan sungguh Allah Maha pengampun dan berkasih sayang” (QS Azzumar 53)

Diriwayatkan oleh Hujjatul Islam wabarakatul anam Al Imam Qadhi’iyad didalam kitabnya Assyifa, menukilkan riwayat ayat ini adalah :

Ketika Sang pembunuh Sayyidina Hamzah bin Abdul Muthalib radhiyallahu’anhu pamannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, yaitu Wahsyi seorang budak yang memang sengaja membunuh Sayyidina Hamzah bin Abdul Muthallib radhiyallahu’anhum di dalam perang Uhud, di saat perang Uhud itu Sayyidina Hamzah bin Abdul Muthallib di tombak dari kejauhan dari belakang tubuhnya hingga wafat dan Wahsyi tidak cukup hanya dengan itu, Wahsyi membelah dada Sayyidina Hamzah, mengeluarkan jantungnya, memotong hidung dan telinga dan bibir dan mencungkil ke dua matanya lantas di bawakan kepada Hindun.



Hadirin Hadirat, inilah dosanya Wahsyi orang yang telah membunuh pamannya Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu mengeluarkan jantungnya dari dadanya, jenazah itu di robek dan di keluarkan jantungnya, di cungkil ke dua mata, bibir, hidung dan kedua telinganya dan di bawakan untuk tuannya.

Lalu di saat itu, disaat Fatah Makkah, Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam masuk ke Makkah dengan 100 ribu muslimin muslimat, Wahsyi melarikan diri, ia menjauhkan diri sampai kepantai, Istrinya datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :

“Wahai Rasul, suamiku mempunyai dosa yang sangat besar, kalau ia masuk Islam dan bertaubat, apakah suamiku di ampuni ?”

Maka Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam berkata

“Allah memaafkan semua yang terdahulu jika orang mau bertaubat, masuk Islam Taubat sudah tidak ada lagi dosa”

Maka Istrinya pun menemui Suaminya di pantai, berkata Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam

“Allah akan mengampuni semua yang Lalu kalau kau mau bertaubat dan masuk Islam”

Wahsyi berkata pada Istrinya :

“kamu tahu bahwa Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam tahu kamu istri saya?”

maka berkata Istrinya :

“tidak ku sampaikan”

“katakan dulu, mustahil aku diampuni”

Maka Istrinya balik lagi kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :

“Ya Rasulullah, apakah betul semua dosa akan di ampuni??? suamiku ketakutan”

Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam berkata :

“sudah kusampaikan beberapa waktu yang lalu, Allah memaafkan apa-apa yang terdahulu”

Maka Istrinya berkata :

“Ya Rasulullah, suamiku adalah Wahsyi yang telah membunuh pamanmu, merobek dadanya, mengeluarkan jantungnya, mencungkil kedua matanya, dan memotong bibir, hidung dan kedua telinganya”

Berubah wajah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau terdiam dan tidak menjawab, menunduk, Turunlah ayat :

“Katakan Wahai hamba-hambaku yang telah melampaui batas dalam berbuat dosa, jangan berputus asa dari kasih sayang Allah, Allah mengampuni semua dosa”

Rasul menyampaikannya kepada para Shahabat dan kepada Istrinya dan Istrinya menyampaikan kepada Suaminya datanglah Wahsyi masuk Islam, Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam berkata “kau wahsyi yang telah membunuh pamanku? Hamzah bin Abdul Muthallib”

“Betul wahai Rasul, aku telah berbuat ini dan itu”

“kumaafkan kesalahanmu, namun satu hal, jangan perlihatkan wajahmu lagi di hadapanku setelah ini”

“kenapa wahai Rasulullah, bukankah kau sudah memaafkan aku?”

“aku sudah memaafkanmu, tapi kalau aku lihat wajahmu aku terbayang wajah Hamzah bin Abdul Muthallib yang rusak di hancurkan olehmu saat itu, aku teringat wajah Hamzah, makanya jangan muncul di hadapanku lagi”



Wahsyi kemudian terus kecewa di dalam hatinya sampai munculnya Musailamah Al Kaddzab musuhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, ia berkata “nah ini tombak yang kugunakan untuk membunuh Hamzah bin Abdul Muthallib akan kugunakan juga untuk membunuh Musailamah Al Kadzab, barangkali sedikit bisa menebus dari pada kesalahan ku yang lalu”, namun kita lihat Sang Maha Lembut Rabbul’alamin berbuat kepada orang yang demikian, Wahsyi, Allah menjawab keputus asaannya dengan kasih sayang Allah yang berkata pada istrinya “mustahil aku di ampuni karena aku sudah berbuat dosa yang sangat besar, membunuh pamannya Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam” namun justru Allah memanggilnya untuk kembali kepada cintanya, “jangan putus asa dari kasih sayang Allah” kenalilah Tuhan mu yang Maha Lembut dan Maha Berkasih sayang, tiada yang lebih lembut dari Nya, tiada yang lebih santun dari Nya, Tiada yang lebih menerima dari Nya, tiada yang lebih mengerti dan memahami keadaan kita kecuali Allah Yang Mencipta kita dari tiada, Yang Mengetahui setiap Detik hari-hari kita yang lalu dan yang akan datang, yang memberi kita dengan pemberian tidak bisa di beri oleh makhluk satu sama lain, yang paling berkasih sayang lebih dari semua yang mencintai kita, Dialah Allah, yang telah mengutus hamba yang paling di Cintai Nya, Yang mempunyai sifat yang sangat lemah lembut Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, Shahibul Akhlak Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, Shahibul Isro’ Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, Shahibul Mi’raj Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, Pemimpin kita dan idola kita yang berlemah lembut dan tiada manusia yang lebih lembut dari Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.



Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam : “Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam, sebaik baiknya manusia, budi pekerti dan tubuhnya”

dan Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam telah disampaikan oleh Allah subhanahu wata’ala:

“Sungguh engkau mempunyai akhlak yang agung”(QS Nun 4)

Dan firman Allah swt pula :

“Telah datang kepada kalian utusan dari bangsa kalian, berlemah lembut dan sangat peduli atas musibah yang menimpa kalian dan sangat berlemah lembut kepada hamba-hamba Allah yang beriman dialah Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam” (QS Attaubah 128)



Orang yang paling mencintai kita dari semua orang yang cinta pada kita Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, hadirin hadirat malam-malam agung ini, mengingat dan mengundang ruh dan jiwa kita mengingat peristiwa Mi’raj Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang naik ke langit dengan undangan tunggal dari Rabbul’alamin, tidak mengundang siapapun selain Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk datang menghadap, hingga Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari:

“Datang kepadaku Jibril a.s dengan dua lainnya, lantas ia membelah dadaku dan mencuci dadaku dari mulai urat leherku sampai perutku lantas kemudian membawa Baki dari emas dan menuangkan Iman dan Hikmah kedalam sanubariku, lalu mengembalikan posisi tubuhku seperti semula, lalu membawaku Mi’raj menuju Masjidil Aqsha dan di Masjidil Aqshalah aku bertemu para Nabi dan Rasul lantas kemudian aku mulai naik melintas langit dunia”

kita fahami langit di dunia luasnya sudah tidak terhingga, manusia belum mencapai ujung batasnya karna terdapat padanya triliunan Galaksi dan belum terhitung triliunan lainya yang jarak Galaksi terdekatnya yaitu Andromeda sudah dua juta tahun kecepatan cahaya, bagaimana Galaksi yang terjauh dan itu semua baru dilangit dunia, karena Allah berfirman :

“kami jadikan di langit dunia itu bintang-bintang yang bercahaya, menunjukan semua planet-plenet itu baru di langit yang pertama” (QS Al Mulk 5)

Dan Rasul menembus batas langit yang pertama itu, bukan Galaksi yang terdekat tapi ke ujungnya, bersama Jibril As dalam beberapa kejap saja, jauh lebih cepat dari kecepatan cahaya, kalau kecepatan cahaya butuh waktu dua juta tahun menuju Galaksi yang terdekat (Andromeda), bagaimana Galaksi yang miliaran lainnya, gugusan-gugusan bintang yang berjumlah Miliyaran di angkasa ini kesemua jarak itu di tempuh dengan kecepatan yang jauh lebih cepat dari kecepatan cahaya, sampailah ke batas langit pertama,

Jibril memerintahkan pintu langit di buka untuk Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, maka berkata para malaikat penjaga pintu langit

“Siapa yang bersamamu wahai Jibril”

Jibril berkata :

“Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam”

“apakah ia sudah waktunya di utus dan bangkit?”

Berkata Jibril :

“Betul”

Maka Malaikatpun membuka pintu langit pertama dan berkata

“Selamat datang untuknya, semulia-mulia datang kelangit pertama telah datang”

Fahamlah kita dari ucapan ini, tidak ada satupun makhluk yang lebih mulia menginjak langit pertama melebihi Sayyidina Muahmmad shallallahu ‘alaihi wasallam.



Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari :

“Selamat datang untuknya, semulia-mulia yang datang telah datang kelangit pertama”

Hadirin hadirat disaat itu berjumpa dengan Nabiyallah Adam a.s, yang mengucapkan salam kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dengan ucapan

“selamat datang wahai Nabi Yang Shaleh wahai keturunanku yang Shaleh”

Maka saat itu Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam melihat dikanan Nabi Adam jika dia melihat kekanan dia tertawa dan tersenyum jika dia melihat kekiri dia menangis,

Maka berkatalah Rasul kepada Jibril : “wahai Jibril kenapa Nabi Adam ini kalau melihat kekanan dia tersenyum, kalau lihat kekiri dia menangis?”

Berkatalah Jibril : “Kalau ia melihat kekanan, dia melihat arwah keturunannya yang Shaleh, kalau ia melihat kekiri ia melihat arwah keturunannya kufur dan jahat sehingga menangis jika melihat kekiri lantas beliau tidak melihat ke kanan semua manusia yang ada di permukaan bumi ini dan bangsa seluruh bangsa, afrika, amerika, Cina, Jepang, Arab dan seluruh bangsa yang ada di muka bumi ”

Ruh keturunannya yg beriman dan shalih itu membuat Nabi Adam a.s tersenyum pada mereka, wafat dalam keshalehan dan menangis melihat keturunannya yang wafat didalam hal yang mungkar.



Hadirin hadirat lalu Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam menembus langit yang ke dua dan bertemu dengan Nabi Isa bin Maryam a.s dan di sambut oleh Nabi Isa a.s demikian didalam Shahih Bukhari dengan ucapannya : Tiadalah malaikat membukakan pintu kecuali bertanya

“siapa yang bersamamu wahai Jibril hingga kau perintahkan membukakan pintu langit ke dua”

Jibril berkata :“Yang bersamaku Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam”

Maka iapun berkata : “Selamat datang untuk Sang Nabi, semulia mulia yang datang di langit ke dua telah datang”

Dibukalah pintu-pintu langit ke dua untuk menyambut Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan mereka pun menyambut gembira, para malaikat berdesakan menyambut kedatangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.



Demikian Riwayat Shahih Bukhari.

Lalu dia menembus langit yang ketiga Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkatalah Jibril

“Bukakan seluruh pintu langit” Berkatalah Malaikat langit ke tiga : “Siapa Yang bersamamu wahai Jibril, sampai aku harus membukakan pintu langit ketiga ini” Jibril berkata : “Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam” maka berkata para malaikat dengan ucapan yang sama “apakah sudah di utus?” dijawab oleh Jibril as : “Sudah”

“Selamat datang untuknya semulia-mulia yang datang di pintu langit ke tiga”

Pintu langit ketiga dibuka dan Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam bertemu dengan Nabiyallah Yusuf a.s., Lantas Beliau naik kelangit ke empat dengan sambutan yang sama di buka pintu langit ke empat untuk Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, disambut oleh para Malaikat dan para Nabi, di sambut di langit ke empat Oleh Nabi Idris a.s lantas di langit ke lima di sambut pula oleh para Nabi di langit keenam di sambut Oleh Nabiyallah Musa a.s, dalam satu Riwayat di dalam Shahih Bukhari didalam riwayat lainnya oleh Nabiyallah Ibrahim juga dalam Shahih Bukhari teriwayatkan, dalam langit ke tujuh berjumpa dengan Nabiyallah Musa dalam Riwayat lainnya Nabiyallah Ibahim a.s, lantas Rasul berkata setelah itu aku di naikkan ke Baitul Ma’mur yang tempatnya tepat berada diatas Ka’bah, lantas aku berkata pada Jibril, “apa ini wahai Jibril?”

Jibril berkata :

“ini Baitul Ma’mur, 70 ribu malaikat shalat setiap harinya dan keluar dari Baitul Ma’mur 70 ribu dan tidak pernah kembali lagi terus keluar 70 ribu tepat diatas ka’bah al Musyarrafah tempatnya”



Hadirin hadirat lantas Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam dinaikan lagi sampai mendengar lauhul mahfud (ketentuan takdir) sampai ia mendengar yaitu keputusan-keputusan Allah subhanahu wata’ala lantas setelah itu di perintah untuk menghadap langsung kepada Allah subhanahu wata’ala, Jibril berhenti tidak meneruskan menemani lagi, karena dalam riwayat yang lainya Jibril berkata : “aku tidak mampu terus menghadap kepada Allah karena tidak di izinkan untuk menghadap, hanya engkau yang di izinkan untuk menghadap, kalau aku naik aku akan hancur terbakar dengan cahaya hijab, dari hijabnya Allah subhanahu wata’ala, cahaya dari 70 ribu tabir cahaya yang menutupi makhluk dengan Al Khaliq, jika sampai aku ke hijab itu aku akan terbakar” kata Jibril.

70 ribu tabir terbuka untuk Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam, diriwayatkan didalam Shahih Bukhari berjumpa dengan Allah subhanahu wata’ala, dan Allah subhanahu wata’ala telah berfirman :

“saat itu sangat dekat dia dengan Allah subhanahu wata’ala” (QS Annajm 8-9)

Diriwayatkah didalam Assyifa oleh Hujjatul Islam Al Qadhi’iyad alaihi rahmatullah bahwa di saat itu Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam menceritakan :

“saat aku naik menuju Mi’raj aku melihat dilangit itu para malaikat gemuruh dengan dzikir dan tasbih dan warna dan bentuk yang belum pernah aku lihat di permukaan bumi ada warna seperti itu dan bentuk seperti itu dan kulihat hamparan surga itu bentangan tanahnya adalah Misk yang di keringkan, minyak wangi yang mengering dari indahnya di campur dengan berlian dan juga mutiara dan kemudian aku sampai ketika menembus Muntahal khalai’iq (batas akhir seluruh Makhluk) tidak lagi kudengar satu suarapun, sepi dan senyap, tidak ada lagi bentuk dan warna warni dan saat itu akupun mendengar satu suara :

b>“mendekat mendekat wahai Muhammad, tenangkan dirimu dari ketakutanmu wahai Muhammad”

maka beliau pun bersujud lalu berkata : Attahiyyatul Mubaarakaatusshalawaatutthayyibaatu lillah“ (Rahasia keluhuran, kebahagiaan, kemuliaan, keberkahan, milik Allah dan untuk Allah subhanahu wata’ala)

maka aku mendengar jawaban kata Rasul : Assalaamu alaika ayyuhannabiyyu warahmatullahi wabarakaatuh”, (Salam sejahtera wahai Nabi dan Rahmatnya Allah, dan keberkahannya)

Maka aku menjawab : “Assalaamu alaina, wa alaa ibaadillahisshaalihiin” (Salam sejahtera bagi kami (yaitu aku dan ummatku), dan hamba hamba yg shali (yaitu para nabi dan malaikat)

Beliau tidak mau mengambil rahasia salam sejahtera dari Allah sendiri, tapi ingin menyertakan Ummat Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam dengan ucapan :

“salam sejahtera untuk kami dan para hamba Allah yang Shaleh yaitu para malaikat dan para Rasul dan Nabi”



Demikian sebagian ulama menjelaskan.

Hadirin hadirat maka di wajibkannya 50 waktu shalat, lantas beliau turun berjumpa dengan Nabiyallah Musa As,

“apa yang dikatakan Tuhanmu?”

“aku di berikan hadiah untuk membawa shalat 50 waktu”

“baliklah..!, bani Israil tidak mampu melakukan 50 waktu apalagi ummatmu, Ummatmu lebih pendek usianya, lebih lemah, lebih tidak berdaya, balik lagi minta kekurangan”

maka Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam kembali di kurangi 10 waktu, ketika meminta kekurangan seraya berkata :

“Wahai Allah sungguh Ummatku sudah sangat lemah dibanding ummat-ummat sebelumnya” Maka Allah subhanahu wata’ala menguranginya 10 menjadi 40 waktu,

Dia turun pada Nabiyallah Musa, Musa a.s berkata :

“apa yang kau dapat, di kurangi berapa?”

Rasul saw menjawab : “sepuluh”

“balik lagi, 40 waktu tidak mampu ummatmu, minta dikurangi lagi, minta keringanan”

Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam balik lagi pada Allah, dikurangkan lagi 10 hingga demikian sampai 5 waktu yaitu beliau bulak balik demi minta keringanan.



Didalam salah satu riwayat Nabiyallah Musa a.s itu ketika beliau a.s diriwayatkan didalam riwayat yang tsiqah (riwayat yang kuat), saat beliau mendengar firman Allah Swt di bukit Tursina maka itu bukan di langit, tapi di bukit Tursina saat ia mendengar firman Allah Swt di bukit Tursina, ia pun turun di bukit tursina ia menutup telingannya dari semua suara benda dan hewan karena ia tidak tahan mendengar buruknya suara benda dan hewan karena telah mendengar suara yang sangat begitu lembut dan indah mewakili firmannya Allah Swt tidak kuat mendengar suara air, suara burung, suara manusia, suara hewan menyakiti telinga Musa a.s, itu Nabiyallah Musa a.s di dunia maka bercahaya terlihat diwajah Nabiyallah Musa dilihat oleh istri dan anak-anaknya demikian terang benderang wajahmu Nabiyallah Musa As berkata : aku tadi mendapat firman Allah Swt, maka ketika di malam isra’ wal mi’raj beliau Musa a.s melihat Rasul Saw kembali kehadapan Allah Swt dengan wajah yang terang benderang bias dari cahaya Rabbul’alamin subhanahu wata’ala, Nabiyallah Musa a.s bahkan mencari alasan supaya Muhammad kembali lagi ke atas supaya bisa balik lagi, jumpa lagi, melihat lagi cahaya keindahan Allah, wajah Beliau bagaikan cermin yang mencerminkan cahaya keagungan Ilahi, balik lagi keatas, balik lagi hingga berkali kali Nabi Musa a. bisa menikmati bias dari cahaya keindahan Rabbul’alamin yang terlihat di wajah Sayyidina Muhammad Saw dan setelah itu Nabiyallah Musa pun ketika Rasul berkata :

“sudah cukup 5 waktu tadi sudah di beri pahala 50 waktu oleh Allah subhanahu wata’ala”

kembali lagi, Rasul berkata : “aku sudah malu, karna Allah Swt sudah berfirman : “ Aku sudah lewatkan dan sudah jalankan fardhu Ku untuk hamba-hamba Ku”(Shahih Bukhari)

yaitu Allah Swt telah menentukannya dan tidak lagi merubahnya 5 waktu, Allah Maha tahu shalat itu 5 waktu bukan 50 waktu, namun Allah ingin memberi isyarat kepada sang Nabi dan kepada ummat beliau yaitu kita berapa besarnya rindu kita kepada Allah Swt, berapa besarnya rindu Allah pada kita, Allah meminta 50 kali kita menghadap, kita 5 kali saja ada yang masih malas dan keberatan, berapa cinta Allah kepada kita, berapa cinta kita kepada Allah, Allah minta 50 kali, karena kita lemah kita diberi 5 kali tapi sama dengan 50 waktu seakan akan 50 kali menghadap Allah, inilah cinta nya Rabbul’alamin kepada mu.



Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,

bahkan ketika Rasul saw turun melihat Musa a.s menangis lalu berkata :

“wahai jibril kenapa ia menangis” Jibril a.s berkata :

“karena ia menangisi, ia telah menyeru kepada Allah subhanahu wata’ala , inilah Nabi yang paling mulia melebihi ummatnya yang lebih banyak dari ummatku dan yang masuk surga dari ummatnya lebih banyak dari ummat ku”

maka menangis Nabiyallah Musa a.s berpisah dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam karena Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam kembali membawakan kepada kita hadiah Ilahiyah berupa 5 waktu yang luhur, 5 waktu suci untuk menghadap Ilahi, jiwa dengan jiwa, ruh dengan ruh, sanubari menghadap Allah subhanahu wata’ala dengan saat ruh menghadap Allah subhanahu wata’ala walaupun jasad kita di bumi tapi ruh dan jiwa kita dan sanubari kita saat mulai kita takbiratul ihram hingga selesai shalat yaitu salam, mulai takbiratul ihram hingga salam saat itu kau terbuka hijab antara kau dengan Allah subhanahu wata’ala berhadapan dengan Rabbul’alamin, sebagaimana hadits Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam diriwayatkan didalam Shahih Bukhari :

“barang siapa yang melakukan shalat sungguh ia sedang berbicara dan bercakap cakap dan menghadap Allah subhanahu wata’ala”

Inniy wajjahtu wajhiya lilladziy fatharassamaawaati wal ardhi….dst “ sungguh kuhadapkan jiwaku, hatiku, wajah hati ku, kepada yang menciptakan langit dan bumi yaitu Allah subhanahu wata’ala..”



Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,

Demikian rahasia keluhuran didalam mi’raj sekilas kita buka namun masih lagi banyak bagaikan samudera yang sangat luas yang tidak bisa diceritakan dengan lisan diantaranya adalah ucapan para penyair bahwa ketika Nabi Musa a.s menghadap Allah Swt di Bukit Tursina, maka disaat itu perintahkan kepada Musa :

“lepas kedua sandal mu wahai Musa kau berada di lembah yang suci” (QS Thaahaa 12)

maka disaat Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam Mi’raj naik ke hadhratullah tidak di perintah membuka kedua sandalnya, maka berkata para penyair dalam syairnya manakah yang lebih mulia sandal atau Jibril a.s, jibril tidak biasa naik kehadhratullah sandalnya Rasulullah naik ke hadhratullah subhanahu wata’ala, tentu jibril a.s lebih mulia dari sandal, sandal hanya terbuat dari kulit kambing tapi karena sandal terikat dengan kaki Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam walaupun terbuat dari kulit kambing karena terikat dengan kaki Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, demikian pakaian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam naik ke hadirat Allah shallallahu ‘alaihi wasallam, tidak diperintah membuka kedua sandalnya sebagai tanda bahwa orang-orang yang terikat hatinya dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sangat dekat dengan Allah subhanahu wata’ala, Allah tidak perintahkan semua yang bersama Rasul untuk berpisah, bahkan sandalnya pun tidak diperintahkan dibuka menunjukkan lebih lagi hatinya yang terikat cinta pada Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, mereka mendapatkan rahasia kemuliaan isra’ wal mi’raj, seluruh ummat beliau buktinya, saat kita shalat kita mengulang kembali kalimat percakapan Allah dengan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam : yaitu : attahiyyatul Mubaarakaatu….dst.

kalimat itu kalimat percakapan antara Allah dan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam kau ucapkan didalam shalat, setiap shalat kita mengucapkannya, rahasia keluhuran isra’ wal mi’raj tumpah pada kita 5 kali setiap harinya ingin lebih lakukan lagi, ada shalat dhuha, ada shalat witir, ada shalat tahajjud, ada shalat shalat luhur lainnya.



Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,

demikian rahasia sekilas dari rahasia keluhuran shalat, tidaklah seseorang melewati hari-harinya di dalam shalat kecuali ia telah dalam keluhuran, diriwayatkan didalam shahih bukhari, sebagaimana hadits yang kita baca tadi, bahwa ketika Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam mi’rajh berkata Sayyidina Anas bin Malik ia melihat kubah-kubah yang terbuat dari mutiara yang ada danau disampingnya, kubah-kubah yang terbuat dari mutiara yang berlubang lubang dengan keindahan, maksudnya, berlubang lubang dengan indah mutiara mutiara itu, memberikan Tanya kepada jibril, “apa itu jibril ?”

berkata jibril “itu telaga al Kautsar”

itu telaga yang sangat indah Rasul berkata, diriwayatkan didalam Shahih Bukhari atau riwayat lainnya bahwa jumlah cangkirnya sebanyak bintang di langit, cangkir-cangkir yang berada di telaga al-kautsar milik Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang Allah firmankan:

“Sungguh kami memberi kepadamu wahai Muhammad telaga al-kautsar, maka shalatlah kepada Allah, perbanyaklah doa dan berkurbanlah, dan orang-orang yang ingin mencelakaimu lah yang akan celaka dan terputus keturunanya” (QS Al Kautsar)

tiga ayat yang demikian singkat tapi mensiratkan betapa mulianya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang diberikan oleh Allah telaga al kautsar, didalam riwayat yang tsiqah (riwayat yang kuat) jika pecah salah satu pecahan kecil dari cangkir yang ada di telaga al kautsar jatuh kepermukaan bumi pecahan kecil itu lebih mahal dari seluruh perhiasan yang ada di muka bumi.



Hadirin hadirat bagaimana satu cangkir sempurna hati para sahabat dan para pecinta Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam mereka meminta kepada Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam, ya Rasulullah saat kami nanti di telaga al kautsar, saat itu kami tidak mau meminum dari gelasnya, lalu bagaimana? ingin meminum langsung dari telapak tanganmu ya Rasulullah, telapak tangan mu lebih mulia dari seluruh cangkir yang ada di telaga al kautsar.



Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,

demikian para sahabat Rasul, radhiyallahu’anhum, berkata Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam di akhir masa hidupnya seraya bersabda :

“akan kalian lihat nanti setelah aku wafat hal-hal yang tidak menyenangkan, bersabarlah sampai kalian berjumpa dengan ku di telaga haudh” (Shahih Bukhari)

para pecinta Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam ditunggu oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di telaga haudh, semoga aku dan kalian dikumpulkan oleh Allah ditelaga haudh, ditelaga al kautsar bersama Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, bersama para muhaajiriin dan anshar, ahlul badr, ahlul uhud.



Rabbiy kami bermunajat memanggil nama Mu yang Maha luhur, yang Maha membuka rahasia keluhuran dunia dan akhirat, yang Maha memiliki rahasia kebahagiaan dunia dan akhirat, Maha memiliki kunci kunci kemudahan dunia dan akhirat, yang Maha memiliki cahaya kebahagiaan, keluhuran, pengampunan, dan kasih sayang, wahai yang berkasih saying kepada kami lebih dari semua yang mencintai kami, wahai yang Maha baik kepada kami lebih dari semua yang baik kepada kami.



Masing-masing hadirin mempunyai hajjat, mempunyai doa, mempunyai kebutuhan, ada yang terjebak hutang, ada yang terjebak masalah, ada yang terjebak kesedihan, ada yang terjebak kesusahan, ada yang igin bekerja belum bekerja, ada yang ingin punya keturunan belum punya keturunan, ada yang ingin menikah belum menikah, masing masing dengan hajjatnya, Rabbiy Engkau Maha melihat saat ini kepada segenap sanubari kami, (Firman Allah swt) : “apakah mereka mengira tidak ada satupun yang Melihat” (QS Al Balad.7) melihat mereka apakah mereka tidak mengira bahwa Allah Swt yang Maha Tunggal selalu melihat mereka, “Bukankah telah kami berikan pada mereka penglihatan, kami berikan pada mereka ucapan, kami berikan pada mereka dua jalan (kebaikan dan keburukan) (QS Al Balad 8,9,10), mana yang ingin mereka pilih didalam kedekatan kasih sayang atau dalam kemurkaan Ku, semoga aku dan kalian dan semua keluarga, dan keturunan kita disatukan oleh Allah dan dipastikan oleh Allah didalam orang orang yang diridhoi Allah, orang orang yang dimuliakan Allah, orang orang yang dilimpahkan rahmat oleh Allah setiap waktu dan saat.



Rabbiy bimbing kami, maafkan dosa dosa kami, tidak kami bangkit dari tempat ini kecuali kau sudah menghapus seluruh dosa dosa kami, dan dosa ayah bunda kami, dan dosa kerabat dan saudara kami, suami kami dan istri kami, anak anak kami dan keluarga kami yang masih mempunyai dosa dan belum terampuni hingga malam ini ampunkan seluruh dosa mereka ya Rahman ya Rahim.

Mereka yang telah wafat dari ayah bunda, dari keluarga atau teman atau kerabat yang barangkali hingga malam ini masih terhimpit di alam kubur, bebaskan dari segala kesusahan ya Allah, dan mereka yang didalam kemuliaan didalam kubur, tambahkan kemuliaannya, dan mereka yang masih hidup Rabbiy linpahkan Rahmat dan keluhuran untuk mereka dan untuk kami semua.



Wahai Nama yang mengawali segala-galanya dari tiada menjadi ada maka adakanlah segala apa yang kami minta, Wahai yang Maha mampu memberi melebihi semua yang mampu memberi, Wahai yang telah berfirman kepada kami (dalam hadits qudsiy) : “Wahai hamba-hamba Ku, jika berkumpul dari kalian seluruh jin dan manusia yang pertama dan yang terakhir di suatu lapangan yang multi luas, dan masing-masing kalian mempunya hajat dan meminta kepada Ku, (ada yang minta 1000 Surga, ada yang minta 1000 Arsy dengan masing-masing permintaannya) kuberikan semua yang kalian minta, tidak berkurang dari yang kumiliki, kecuali seperti jarum yang terangkat dari tengah lautan samudera” (Shahih Muslim)



Wahai Allah Yang Maha Luhur, limpahkanlah kami lebih dari apa yang kami minta, limpahkan permintaan kami lebih dari apa yang kami harapkan, ampuni semua dosa yang kami ketahui dan yang tidak kami ketahui, kami titipkan masa lalu kami dalam samudera pengampunan Mu, kami titipkan masa depan kami kepada samudera gerbang kebahagiaan Mu,



فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا …



Ucapkanlah bersama-sama



يَا الله…يَا الله… ياَ الله.. يَا الله…يَا الله… ياَ الله..



Limpahkan kedamaian, ketenangan, kebahagiaan, kesejukan dunia dan akhirat,

Kemakmuran Dunia dan akhirat,



يَا الله…يَا الله… ياَ الله.. يَا الله…يَا الله… ياَ الله..



Kau terus memberi dan terus memberi, beribu-ribu anugerah Kau beri dalam sekali kami memanggil Nama Mu



يَا الله…يَا الله… ياَ الله.. يَا الله…يَا الله… ياَ الله..



Wahsyi yang telah membunuh Sayyidina Hamzah bin Abdul Muthallib, menghancurkan badannya dan menghancurkan wajahnya, lari karna putus asa dari Mu ya Allah, Kau memanggilnya kembali dari kasih sayang Mu, jangan putus asa dari kasih sayang Mu, alangkah indahnya Engkau



يَا الله…يَا الله… ياَ الله.. يَا الله…يَا الله… ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم …لاَإلهَ إلَّاالله…لاَ إلهَ إلاَّ الله مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ



( صحيح البخاري )



http://www.majelisrasulullah.org



Wednesday, June 30, 2010

SYAIR

Tajuk: Syair Raja Sakti

Oleh: Tok Uban



Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamualaikum,Ya Habibati,

Ku lafazkan buat yang tercinta,

Sebagai doa tulus hatiku,

Kepada Allah dewata maharaya

Penguasa tujuh petala langit & bumi.



Semoga dikau Ya Habibati,

Dinaungi Penguasa yang amat Mengasihi,

Tiap detik dan Waktu,

Dari segala tipu daya thoghut durjana

Jua dari bahaya bencana.

Kerna dikau lah insane yang paling kucintai,

Dikau yang satu, tiada duanya dihatiku,



Wahai Adinda yang paling ku kasihi,

Ingatlah selalu kepada Allah,

Tak kira dimana jua beradanya.

Dan tak kira bila waktu dan lahzohnya,

Lazfazkanlah Zikrullah!



Kembalilah kita lihat dan renung,

Marilah sama kita hayati,

Akan sabda baginda Rasulullah yang terjunjung,

“Takut lah kamu kepada Allah, walau dalam keadaan apa sekalipun”



Nasihat Sang Ratu untuk Rajanya,

Ingatan Kekanda buat Adindanya,

Wasiat si ayah akan anaknya,

Teguran Sang Guru kepada Muridnya,

Hidup saling ingat-mengingat,

Kerana Takut akan tuhannya,

Barulah hidup Aman bahagia,



Hidup dunia bukanlah kekal,

Yang pastinya kekal juanya akhirat,

Bersungguh-sungguhlah kita membuat bekalan,

Jangan dihiraukan lelah dan penat,

Tiba masanya dialah taulan,

Jadi pembela di akhirat kelak.



Tiada gunanya kita berbangga,

Dengan hidup dunia Yang sementara ini.

Angkuh dengan harta kekayaan dan anak pinak,

Sombong dengan pangkat dan kuasa,

Gilakan kemasyhuran,

Yang akhirnya semua menjadi bahan bakar,

Menjadi kayu api,

Yang akan membakar diri kita sendiri,

Akhirnya tak dok untung gapo skaro,



Sanggupkah kita melakukan kemaksiatan?

Sanggupkah kita dimurka Allah?

Demi hanya kerana mencari suka dan reda manusia?,

Jika demikian lah adanya,

Maka nyatalah…..

Dikau telah diperbodohkan Syaitan,

Dek hanya kerana mahu mengecapi,

Kenikmatan palsu Dunia yang fana,

Dengan melupakan kenikmatan Akhirat yang sebenarnya.



Itulah manusia yang amat rugi dan celaka,

Manusia yang telah gagal dalam ujian hidupnya,

Manusia yang telah tewas kepada syaitannya,

Manusia yang telah tunduk kepada Iblis Laknatullahnya.



Melainkan orang-orang yang beriman,

Dan sentiasa beramal soleh,

Dan saling berwasiat dengan kebenaran,

Dan saling Berpesan dengan kesabaran.



Sedarlah kita dari mimpi yang dimainkan syaitan,

Bukalah mata dari tipudaya Iblis,

Bangkitlah dengan Sebutan Zikrullah,

Melangkah dengan suluhan kitabullah.

Bertaubat lah kepada Allah.



“ Bukanlah orang yang bahagia itu, orang yang hidup kaya senang lenang, bahagia yang sebenarnya ialah kelepasan dari api neraka ”

Saturday, June 26, 2010

KELEBIHAN BERSELAWAT KE ATAS NABI MUHAMMAD S.A.W


KEUTAMAAN BERSELAWAT KE ATAS NABI MUHAMMAD S.A.W


Setiap umat Islam berkewajipan mengasihi atau mencintai Allah dan Rasulullah. Bukti seseorang itu berbuat demikian ialah dengan mengerjakan segala suruhan Allah dan meninggalkan segala larangan-Nya. Umat Islam kini memang banyak mengakui beriman kepada Allah dan mengasihi Rasulullah. Tetapi sejauh manakah kebenaran pengakuan itu, jika terus enggan mengerjakan suruhan-suruhan Allah dan berselawat kepada Rasulullah?

Berselawat kepada Nabi Muhammad adalah salah satu bukti kecintaan seseorang itu kepada Allah dan Rasulullah. la tidak sewajarnya dipandang ringan oleh setiap umat Islam. Ini sesuai dengan kedudukan selawat itu sendiri yang memiliki berbagai keistimewaan dan kelebihan di sisi Allah.
Makna secara umum selawat adalah jamak dari kalimat solat. Di segi bahasa pula, ia bererti doa, rahmat dari Allah, memberi berkah dan ibadat. Dalam pengertian yang lebih luas, berselawat kepada Nabi Muhammad bererti memperbesarkan, mengagungkan serta mendukung perjuangannya yang mulia, di samping melahirkan rasa syukur atas perutusannya yang menjadi rahmat seluruh alam ini, malah menambahkan keyakinan beramal dengan sunnahnya yang diredhai Allah.

Sejajar dengan itu, selawat kepada Nabi Muhammad merupakan ibadah yang mulia dan terpuji. la mengandungi berbagai-bagai kelebihan dan mendapat pertolongan dan perlindungan yang istimewa dari Nabi Muhammad serta memperolehi ganjaran yang besar dari Allah di hari akhirat kelak.


اِنَّ اللهَ وَمَلَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيهِ وَسَلِّمُوا تَسلِيمًا

Yang bermaksud, Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya berselawat (member segala penghormatan dan kebaikan) kepada nabi (Muhammad s.a.w), wahai orang-orang yang beriman berselawatlah kamu kepadanya serta ucapkanlah salam sejahtera dengan penghormatan yang sepenuhnya .

(Surah al-Ahzab-56)

KELEBIHAN BERSELAWAT KE ATAS NABI MUHAMMAD S.A.W

Al-Sheikh Abdul Kadir Al-Jelani Al-Hasani, Quddisa sirruhu menyatakan tentang kelebihan berselawat ke atas Nabi Muhammad s.a.w. di dalam kitabnya al-Safinah al-Qadiriyyah. Beliau meriwayatkan daripada Ibnu Farhun berkata: Berselawat kepada Nabi Muhammad s.a.w. itu mempunyai empat puluh dua kelebihan.Hal ini tertulis di dalam kitabnya ‘Hadaiq al-Anwar’:-


Melaksanakan perintah Allah.
Bersamaan dengan selawat Allah kepada Rasulullah s.a.w.
Bersamaan dengan selawat para malaikat.
Mendapat ganjaran sepuluh kali selawat daripada Allah atas setiap kali selawat yang diucapkan (selawat daripada Allah bererti rahmat).
Dikurniakan oleh Allah sepuluh darjat atas tiap-tiap satu selawat.
Dituliskan oleh malaikat sepuluh kebaikan atas setiap selawat.
Dihapuskan oleh Allah sepuluh kejahatan atas setiap selawat
Segala doa akan diperkenankan oleh Allah.
Mendapat syafaat daripada Rasulullah s.a.w.
Mendapat keampunan Allah serta akan ditutup segala keaiban.
Allah akan menutupi segala dukacita.
Dikurniakan maqam hampir kepada Rasulullah s.a.w.
Mendapat darjat al-Sidq.
Ditunaikan segala hajat.
Salam sejahtera pada hari kiamat.
Allah dan para malaikat akan berselawat ke atas individu yang berselawat.
Mendapat khabar gembira daripada Allah dengan balasan syurga.
Salam sejahtera pada huru-hara hari kiamat.
Rasulullah s..a.w. akan menjawab secara langsung ke atas setiap selawat yang dibacakan.
Mudah mengingat semula perkara-perkara yang lupa.
Mendapat kedudukan yang baik pada hari kiamat serta tidak akan kecewa pada hari itu.
Tidak akan merasai fakir.
Terpelihara daripada dihinggapi sifat bakhil.
Mendapat kesejahteraan daripada doa rasulullah s.a.w. kepada yang berselawat.
Selawat akan menjemput setiap pengucapanya ke jalan syurga.
Menjauhkan seseorang itu daripada terlibat dalam majlis-majlis yang tidak disebut padanya nama Allah dan Rasul-Nya atau daripada majlis-majlis lagha.

Berselawat menyempurnakan kalam pujian Allah apabila disebut (di dalam doa), maka akan disambut selepas itu dengan kalimah selawat ke atas Nabu Muhammad s.a.w.

Selamat melintasi titian Sirat al-Mustaqim pada hari kiamat.

Disambut oleh Allah pada hari kiamat dengan kata-kata pujian yang lunak.

Mendapat balasan rahmat yang luas daripada Allah.

Mendapat keberkatan daripada Allah.

Mendapat kesempurnaan iman.

Kasih dan cinta kepada Rasulullah s.a.w.

Mendapat hidayah Allah dan dikurniakan hati yang sentiasa hidup mengingati Allah.

Setiap selawat yang dibaca akan dibentangkan dihadapan Rasulullah s.a.w. secara langsung.

Teguh pendirian dengan kebenaran.

Berselawat bererti kita menggunakan sebahagian hak-hak Rasulullah s.a.w. ke atas diri kita. Disamping itu ianya dianggap sebagai mensyukuri nikmat Allah yang mengurniakan dan mengutuskan Rasulullah s.a.w. kepada kita.

Berselawat juga bererti zikrullah, bersyukur serta mengikut segala nikmat yang dikurniakan oleh Allah.

Berselawat bererti melengkapkan pengertian berdoa dan memohon kepada Allah, ke atas Rasulullah s.a.w. dan kepada diri sendiri.

Antara kelebihan yang paling hebat kepada setiap individu ialah akan terjelma gambaran Rasulullah s.a.w. di dalam jiwanya.

Dikurniakan oleh Allah maqam seorang Syeikh dan Murabbi.

Mendapat kebahagiaan, ketenangan hidup didunia dan akhirat.