dari pondokhabib.wordpress
Nabi saw Mi’raj Ke Langit
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم:
لَمَّا عُرِجَ بِالنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِلَى السَّمَاءِ، قَالَ رسول صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَتَيْتُ عَلَى نَهَرٍ، حَافَتَاهُ قِبَابُ اللُّؤْلُؤِ، مُجَوَّفًا فَقُلْتُ مَا هَذَا يَا جِبْرِيلُ..؟، قَالَ هَذَا الْكَوْثَرُ
Dari Anas ra berkata :
” Ketika nabi saw diangkat untuk Mikraj ke Langit, bersabda Rasulullah saw : aku telah mengunjungi sebuah sungai, yg dikelililingi kubah kubah Mutiara yg berongga rongga” “. ( Shahih Al Bukhari )
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
حَمْدًا لِرَبٍّ خَصَّنَا بِمُحَمَّدٍ وَأَنْقَذَنَا مِنْ ظُلْمَةِ الْجَهْلِ وَالدَّيَاجِرِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ هَدَاناَ بِعَبْدِهِ الْمُخْتَارِ مَنْ دَعَانَا إِلَيْهِ بِاْلإِذْنِ وَقَدْ ناَدَانَا لَبَّيْكَ ياَ مَنْ دَلَّنَا وَحَدَانَا صَلَّى اللهُ وَسَلّمَّ وَبَارَكَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ اَلْحَمْدُلِلّهِ الَّذِيْ جَمَعَنَا فِي هَذَا الْمَجْمَعِ اْلكَرِيْمِ وَفِيْ هَذَا الْجَمْعِ اْلعَظِيْمِ
Limpahan Puji Kehadirat Allah Maha Raja Tunggal dan Abadi, Maha Melimpahkan keindahan Dzat Nya, yang merupakan isyarat dengan penciptaan alam semesta, merupakan lambang yang menyeru hamba Nya untuk mendekat, kepada keridhaan, kepada pengampunan, kepada kesucian, kepada keluhuran, kepada kebahagiaan dunia dan akhirat, dari yang Maha Tunggal Menguasai kerajaan dunia dan akhirat, Allah Maha penguasa dan Maha menguasai setiap kejadian, Maha Menawarkan kedekatan dan Cinta Nya kepada hamba-hamba Nya, dan Maha Menghibur hamba agar jangan risau ingin dekat dan putus asa dari Rahmat Nya, Dialah Allah, Yang telah menyeru para pendosa dengan Firman Nya :
“Katakanlah Wahai hamba-hamba Ku, yang telah melampaui batas dalam berbuat dosa jangan berputus asa dari kasih sayang Allah, sungguh Allah Maha Mengampuni semua dosa, dan sungguh Allah Maha pengampun dan berkasih sayang” (QS Azzumar 53)
Diriwayatkan oleh Hujjatul Islam wabarakatul anam Al Imam Qadhi’iyad didalam kitabnya Assyifa, menukilkan riwayat ayat ini adalah :
Ketika Sang pembunuh Sayyidina Hamzah bin Abdul Muthalib radhiyallahu’anhu pamannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, yaitu Wahsyi seorang budak yang memang sengaja membunuh Sayyidina Hamzah bin Abdul Muthallib radhiyallahu’anhum di dalam perang Uhud, di saat perang Uhud itu Sayyidina Hamzah bin Abdul Muthallib di tombak dari kejauhan dari belakang tubuhnya hingga wafat dan Wahsyi tidak cukup hanya dengan itu, Wahsyi membelah dada Sayyidina Hamzah, mengeluarkan jantungnya, memotong hidung dan telinga dan bibir dan mencungkil ke dua matanya lantas di bawakan kepada Hindun.
Hadirin Hadirat, inilah dosanya Wahsyi orang yang telah membunuh pamannya Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu mengeluarkan jantungnya dari dadanya, jenazah itu di robek dan di keluarkan jantungnya, di cungkil ke dua mata, bibir, hidung dan kedua telinganya dan di bawakan untuk tuannya.
Lalu di saat itu, disaat Fatah Makkah, Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam masuk ke Makkah dengan 100 ribu muslimin muslimat, Wahsyi melarikan diri, ia menjauhkan diri sampai kepantai, Istrinya datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :
“Wahai Rasul, suamiku mempunyai dosa yang sangat besar, kalau ia masuk Islam dan bertaubat, apakah suamiku di ampuni ?”
Maka Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam berkata
“Allah memaafkan semua yang terdahulu jika orang mau bertaubat, masuk Islam Taubat sudah tidak ada lagi dosa”
Maka Istrinya pun menemui Suaminya di pantai, berkata Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam
“Allah akan mengampuni semua yang Lalu kalau kau mau bertaubat dan masuk Islam”
Wahsyi berkata pada Istrinya :
“kamu tahu bahwa Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam tahu kamu istri saya?”
maka berkata Istrinya :
“tidak ku sampaikan”
“katakan dulu, mustahil aku diampuni”
Maka Istrinya balik lagi kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :
“Ya Rasulullah, apakah betul semua dosa akan di ampuni??? suamiku ketakutan”
Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam berkata :
“sudah kusampaikan beberapa waktu yang lalu, Allah memaafkan apa-apa yang terdahulu”
Maka Istrinya berkata :
“Ya Rasulullah, suamiku adalah Wahsyi yang telah membunuh pamanmu, merobek dadanya, mengeluarkan jantungnya, mencungkil kedua matanya, dan memotong bibir, hidung dan kedua telinganya”
Berubah wajah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau terdiam dan tidak menjawab, menunduk, Turunlah ayat :
“Katakan Wahai hamba-hambaku yang telah melampaui batas dalam berbuat dosa, jangan berputus asa dari kasih sayang Allah, Allah mengampuni semua dosa”
Rasul menyampaikannya kepada para Shahabat dan kepada Istrinya dan Istrinya menyampaikan kepada Suaminya datanglah Wahsyi masuk Islam, Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam berkata “kau wahsyi yang telah membunuh pamanku? Hamzah bin Abdul Muthallib”
“Betul wahai Rasul, aku telah berbuat ini dan itu”
“kumaafkan kesalahanmu, namun satu hal, jangan perlihatkan wajahmu lagi di hadapanku setelah ini”
“kenapa wahai Rasulullah, bukankah kau sudah memaafkan aku?”
“aku sudah memaafkanmu, tapi kalau aku lihat wajahmu aku terbayang wajah Hamzah bin Abdul Muthallib yang rusak di hancurkan olehmu saat itu, aku teringat wajah Hamzah, makanya jangan muncul di hadapanku lagi”
Wahsyi kemudian terus kecewa di dalam hatinya sampai munculnya Musailamah Al Kaddzab musuhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, ia berkata “nah ini tombak yang kugunakan untuk membunuh Hamzah bin Abdul Muthallib akan kugunakan juga untuk membunuh Musailamah Al Kadzab, barangkali sedikit bisa menebus dari pada kesalahan ku yang lalu”, namun kita lihat Sang Maha Lembut Rabbul’alamin berbuat kepada orang yang demikian, Wahsyi, Allah menjawab keputus asaannya dengan kasih sayang Allah yang berkata pada istrinya “mustahil aku di ampuni karena aku sudah berbuat dosa yang sangat besar, membunuh pamannya Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam” namun justru Allah memanggilnya untuk kembali kepada cintanya, “jangan putus asa dari kasih sayang Allah” kenalilah Tuhan mu yang Maha Lembut dan Maha Berkasih sayang, tiada yang lebih lembut dari Nya, tiada yang lebih santun dari Nya, Tiada yang lebih menerima dari Nya, tiada yang lebih mengerti dan memahami keadaan kita kecuali Allah Yang Mencipta kita dari tiada, Yang Mengetahui setiap Detik hari-hari kita yang lalu dan yang akan datang, yang memberi kita dengan pemberian tidak bisa di beri oleh makhluk satu sama lain, yang paling berkasih sayang lebih dari semua yang mencintai kita, Dialah Allah, yang telah mengutus hamba yang paling di Cintai Nya, Yang mempunyai sifat yang sangat lemah lembut Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, Shahibul Akhlak Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, Shahibul Isro’ Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, Shahibul Mi’raj Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, Pemimpin kita dan idola kita yang berlemah lembut dan tiada manusia yang lebih lembut dari Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari, Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam : “Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam, sebaik baiknya manusia, budi pekerti dan tubuhnya”
dan Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam telah disampaikan oleh Allah subhanahu wata’ala:
“Sungguh engkau mempunyai akhlak yang agung”(QS Nun 4)
Dan firman Allah swt pula :
“Telah datang kepada kalian utusan dari bangsa kalian, berlemah lembut dan sangat peduli atas musibah yang menimpa kalian dan sangat berlemah lembut kepada hamba-hamba Allah yang beriman dialah Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam” (QS Attaubah 128)
Orang yang paling mencintai kita dari semua orang yang cinta pada kita Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, hadirin hadirat malam-malam agung ini, mengingat dan mengundang ruh dan jiwa kita mengingat peristiwa Mi’raj Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang naik ke langit dengan undangan tunggal dari Rabbul’alamin, tidak mengundang siapapun selain Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk datang menghadap, hingga Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam diriwayatkan di dalam Shahih Bukhari:
“Datang kepadaku Jibril a.s dengan dua lainnya, lantas ia membelah dadaku dan mencuci dadaku dari mulai urat leherku sampai perutku lantas kemudian membawa Baki dari emas dan menuangkan Iman dan Hikmah kedalam sanubariku, lalu mengembalikan posisi tubuhku seperti semula, lalu membawaku Mi’raj menuju Masjidil Aqsha dan di Masjidil Aqshalah aku bertemu para Nabi dan Rasul lantas kemudian aku mulai naik melintas langit dunia”
kita fahami langit di dunia luasnya sudah tidak terhingga, manusia belum mencapai ujung batasnya karna terdapat padanya triliunan Galaksi dan belum terhitung triliunan lainya yang jarak Galaksi terdekatnya yaitu Andromeda sudah dua juta tahun kecepatan cahaya, bagaimana Galaksi yang terjauh dan itu semua baru dilangit dunia, karena Allah berfirman :
“kami jadikan di langit dunia itu bintang-bintang yang bercahaya, menunjukan semua planet-plenet itu baru di langit yang pertama” (QS Al Mulk 5)
Dan Rasul menembus batas langit yang pertama itu, bukan Galaksi yang terdekat tapi ke ujungnya, bersama Jibril As dalam beberapa kejap saja, jauh lebih cepat dari kecepatan cahaya, kalau kecepatan cahaya butuh waktu dua juta tahun menuju Galaksi yang terdekat (Andromeda), bagaimana Galaksi yang miliaran lainnya, gugusan-gugusan bintang yang berjumlah Miliyaran di angkasa ini kesemua jarak itu di tempuh dengan kecepatan yang jauh lebih cepat dari kecepatan cahaya, sampailah ke batas langit pertama,
Jibril memerintahkan pintu langit di buka untuk Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, maka berkata para malaikat penjaga pintu langit
“Siapa yang bersamamu wahai Jibril”
Jibril berkata :
“Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam”
“apakah ia sudah waktunya di utus dan bangkit?”
Berkata Jibril :
“Betul”
Maka Malaikatpun membuka pintu langit pertama dan berkata
“Selamat datang untuknya, semulia-mulia datang kelangit pertama telah datang”
Fahamlah kita dari ucapan ini, tidak ada satupun makhluk yang lebih mulia menginjak langit pertama melebihi Sayyidina Muahmmad shallallahu ‘alaihi wasallam.
Diriwayatkan didalam Shahih Bukhari :
“Selamat datang untuknya, semulia-mulia yang datang telah datang kelangit pertama”
Hadirin hadirat disaat itu berjumpa dengan Nabiyallah Adam a.s, yang mengucapkan salam kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dengan ucapan
“selamat datang wahai Nabi Yang Shaleh wahai keturunanku yang Shaleh”
Maka saat itu Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam melihat dikanan Nabi Adam jika dia melihat kekanan dia tertawa dan tersenyum jika dia melihat kekiri dia menangis,
Maka berkatalah Rasul kepada Jibril : “wahai Jibril kenapa Nabi Adam ini kalau melihat kekanan dia tersenyum, kalau lihat kekiri dia menangis?”
Berkatalah Jibril : “Kalau ia melihat kekanan, dia melihat arwah keturunannya yang Shaleh, kalau ia melihat kekiri ia melihat arwah keturunannya kufur dan jahat sehingga menangis jika melihat kekiri lantas beliau tidak melihat ke kanan semua manusia yang ada di permukaan bumi ini dan bangsa seluruh bangsa, afrika, amerika, Cina, Jepang, Arab dan seluruh bangsa yang ada di muka bumi ”
Ruh keturunannya yg beriman dan shalih itu membuat Nabi Adam a.s tersenyum pada mereka, wafat dalam keshalehan dan menangis melihat keturunannya yang wafat didalam hal yang mungkar.
Hadirin hadirat lalu Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam menembus langit yang ke dua dan bertemu dengan Nabi Isa bin Maryam a.s dan di sambut oleh Nabi Isa a.s demikian didalam Shahih Bukhari dengan ucapannya : Tiadalah malaikat membukakan pintu kecuali bertanya
“siapa yang bersamamu wahai Jibril hingga kau perintahkan membukakan pintu langit ke dua”
Jibril berkata :“Yang bersamaku Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam”
Maka iapun berkata : “Selamat datang untuk Sang Nabi, semulia mulia yang datang di langit ke dua telah datang”
Dibukalah pintu-pintu langit ke dua untuk menyambut Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan mereka pun menyambut gembira, para malaikat berdesakan menyambut kedatangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Demikian Riwayat Shahih Bukhari.
Lalu dia menembus langit yang ketiga Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkatalah Jibril
“Bukakan seluruh pintu langit” Berkatalah Malaikat langit ke tiga : “Siapa Yang bersamamu wahai Jibril, sampai aku harus membukakan pintu langit ketiga ini” Jibril berkata : “Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam” maka berkata para malaikat dengan ucapan yang sama “apakah sudah di utus?” dijawab oleh Jibril as : “Sudah”
“Selamat datang untuknya semulia-mulia yang datang di pintu langit ke tiga”
Pintu langit ketiga dibuka dan Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam bertemu dengan Nabiyallah Yusuf a.s., Lantas Beliau naik kelangit ke empat dengan sambutan yang sama di buka pintu langit ke empat untuk Muhammad Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, disambut oleh para Malaikat dan para Nabi, di sambut di langit ke empat Oleh Nabi Idris a.s lantas di langit ke lima di sambut pula oleh para Nabi di langit keenam di sambut Oleh Nabiyallah Musa a.s, dalam satu Riwayat di dalam Shahih Bukhari didalam riwayat lainnya oleh Nabiyallah Ibrahim juga dalam Shahih Bukhari teriwayatkan, dalam langit ke tujuh berjumpa dengan Nabiyallah Musa dalam Riwayat lainnya Nabiyallah Ibahim a.s, lantas Rasul berkata setelah itu aku di naikkan ke Baitul Ma’mur yang tempatnya tepat berada diatas Ka’bah, lantas aku berkata pada Jibril, “apa ini wahai Jibril?”
Jibril berkata :
“ini Baitul Ma’mur, 70 ribu malaikat shalat setiap harinya dan keluar dari Baitul Ma’mur 70 ribu dan tidak pernah kembali lagi terus keluar 70 ribu tepat diatas ka’bah al Musyarrafah tempatnya”
Hadirin hadirat lantas Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam dinaikan lagi sampai mendengar lauhul mahfud (ketentuan takdir) sampai ia mendengar yaitu keputusan-keputusan Allah subhanahu wata’ala lantas setelah itu di perintah untuk menghadap langsung kepada Allah subhanahu wata’ala, Jibril berhenti tidak meneruskan menemani lagi, karena dalam riwayat yang lainya Jibril berkata : “aku tidak mampu terus menghadap kepada Allah karena tidak di izinkan untuk menghadap, hanya engkau yang di izinkan untuk menghadap, kalau aku naik aku akan hancur terbakar dengan cahaya hijab, dari hijabnya Allah subhanahu wata’ala, cahaya dari 70 ribu tabir cahaya yang menutupi makhluk dengan Al Khaliq, jika sampai aku ke hijab itu aku akan terbakar” kata Jibril.
70 ribu tabir terbuka untuk Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam, diriwayatkan didalam Shahih Bukhari berjumpa dengan Allah subhanahu wata’ala, dan Allah subhanahu wata’ala telah berfirman :
“saat itu sangat dekat dia dengan Allah subhanahu wata’ala” (QS Annajm 8-9)
Diriwayatkah didalam Assyifa oleh Hujjatul Islam Al Qadhi’iyad alaihi rahmatullah bahwa di saat itu Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam menceritakan :
“saat aku naik menuju Mi’raj aku melihat dilangit itu para malaikat gemuruh dengan dzikir dan tasbih dan warna dan bentuk yang belum pernah aku lihat di permukaan bumi ada warna seperti itu dan bentuk seperti itu dan kulihat hamparan surga itu bentangan tanahnya adalah Misk yang di keringkan, minyak wangi yang mengering dari indahnya di campur dengan berlian dan juga mutiara dan kemudian aku sampai ketika menembus Muntahal khalai’iq (batas akhir seluruh Makhluk) tidak lagi kudengar satu suarapun, sepi dan senyap, tidak ada lagi bentuk dan warna warni dan saat itu akupun mendengar satu suara :
b>“mendekat mendekat wahai Muhammad, tenangkan dirimu dari ketakutanmu wahai Muhammad”
maka beliau pun bersujud lalu berkata : Attahiyyatul Mubaarakaatusshalawaatutthayyibaatu lillah“ (Rahasia keluhuran, kebahagiaan, kemuliaan, keberkahan, milik Allah dan untuk Allah subhanahu wata’ala)
maka aku mendengar jawaban kata Rasul : Assalaamu alaika ayyuhannabiyyu warahmatullahi wabarakaatuh”, (Salam sejahtera wahai Nabi dan Rahmatnya Allah, dan keberkahannya)
Maka aku menjawab : “Assalaamu alaina, wa alaa ibaadillahisshaalihiin” (Salam sejahtera bagi kami (yaitu aku dan ummatku), dan hamba hamba yg shali (yaitu para nabi dan malaikat)
Beliau tidak mau mengambil rahasia salam sejahtera dari Allah sendiri, tapi ingin menyertakan Ummat Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam dengan ucapan :
“salam sejahtera untuk kami dan para hamba Allah yang Shaleh yaitu para malaikat dan para Rasul dan Nabi”
Demikian sebagian ulama menjelaskan.
Hadirin hadirat maka di wajibkannya 50 waktu shalat, lantas beliau turun berjumpa dengan Nabiyallah Musa As,
“apa yang dikatakan Tuhanmu?”
“aku di berikan hadiah untuk membawa shalat 50 waktu”
“baliklah..!, bani Israil tidak mampu melakukan 50 waktu apalagi ummatmu, Ummatmu lebih pendek usianya, lebih lemah, lebih tidak berdaya, balik lagi minta kekurangan”
maka Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam kembali di kurangi 10 waktu, ketika meminta kekurangan seraya berkata :
“Wahai Allah sungguh Ummatku sudah sangat lemah dibanding ummat-ummat sebelumnya” Maka Allah subhanahu wata’ala menguranginya 10 menjadi 40 waktu,
Dia turun pada Nabiyallah Musa, Musa a.s berkata :
“apa yang kau dapat, di kurangi berapa?”
Rasul saw menjawab : “sepuluh”
“balik lagi, 40 waktu tidak mampu ummatmu, minta dikurangi lagi, minta keringanan”
Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam balik lagi pada Allah, dikurangkan lagi 10 hingga demikian sampai 5 waktu yaitu beliau bulak balik demi minta keringanan.
Didalam salah satu riwayat Nabiyallah Musa a.s itu ketika beliau a.s diriwayatkan didalam riwayat yang tsiqah (riwayat yang kuat), saat beliau mendengar firman Allah Swt di bukit Tursina maka itu bukan di langit, tapi di bukit Tursina saat ia mendengar firman Allah Swt di bukit Tursina, ia pun turun di bukit tursina ia menutup telingannya dari semua suara benda dan hewan karena ia tidak tahan mendengar buruknya suara benda dan hewan karena telah mendengar suara yang sangat begitu lembut dan indah mewakili firmannya Allah Swt tidak kuat mendengar suara air, suara burung, suara manusia, suara hewan menyakiti telinga Musa a.s, itu Nabiyallah Musa a.s di dunia maka bercahaya terlihat diwajah Nabiyallah Musa dilihat oleh istri dan anak-anaknya demikian terang benderang wajahmu Nabiyallah Musa As berkata : aku tadi mendapat firman Allah Swt, maka ketika di malam isra’ wal mi’raj beliau Musa a.s melihat Rasul Saw kembali kehadapan Allah Swt dengan wajah yang terang benderang bias dari cahaya Rabbul’alamin subhanahu wata’ala, Nabiyallah Musa a.s bahkan mencari alasan supaya Muhammad kembali lagi ke atas supaya bisa balik lagi, jumpa lagi, melihat lagi cahaya keindahan Allah, wajah Beliau bagaikan cermin yang mencerminkan cahaya keagungan Ilahi, balik lagi keatas, balik lagi hingga berkali kali Nabi Musa a. bisa menikmati bias dari cahaya keindahan Rabbul’alamin yang terlihat di wajah Sayyidina Muhammad Saw dan setelah itu Nabiyallah Musa pun ketika Rasul berkata :
“sudah cukup 5 waktu tadi sudah di beri pahala 50 waktu oleh Allah subhanahu wata’ala”
kembali lagi, Rasul berkata : “aku sudah malu, karna Allah Swt sudah berfirman : “ Aku sudah lewatkan dan sudah jalankan fardhu Ku untuk hamba-hamba Ku”(Shahih Bukhari)
yaitu Allah Swt telah menentukannya dan tidak lagi merubahnya 5 waktu, Allah Maha tahu shalat itu 5 waktu bukan 50 waktu, namun Allah ingin memberi isyarat kepada sang Nabi dan kepada ummat beliau yaitu kita berapa besarnya rindu kita kepada Allah Swt, berapa besarnya rindu Allah pada kita, Allah meminta 50 kali kita menghadap, kita 5 kali saja ada yang masih malas dan keberatan, berapa cinta Allah kepada kita, berapa cinta kita kepada Allah, Allah minta 50 kali, karena kita lemah kita diberi 5 kali tapi sama dengan 50 waktu seakan akan 50 kali menghadap Allah, inilah cinta nya Rabbul’alamin kepada mu.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
bahkan ketika Rasul saw turun melihat Musa a.s menangis lalu berkata :
“wahai jibril kenapa ia menangis” Jibril a.s berkata :
“karena ia menangisi, ia telah menyeru kepada Allah subhanahu wata’ala , inilah Nabi yang paling mulia melebihi ummatnya yang lebih banyak dari ummatku dan yang masuk surga dari ummatnya lebih banyak dari ummat ku”
maka menangis Nabiyallah Musa a.s berpisah dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam karena Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam kembali membawakan kepada kita hadiah Ilahiyah berupa 5 waktu yang luhur, 5 waktu suci untuk menghadap Ilahi, jiwa dengan jiwa, ruh dengan ruh, sanubari menghadap Allah subhanahu wata’ala dengan saat ruh menghadap Allah subhanahu wata’ala walaupun jasad kita di bumi tapi ruh dan jiwa kita dan sanubari kita saat mulai kita takbiratul ihram hingga selesai shalat yaitu salam, mulai takbiratul ihram hingga salam saat itu kau terbuka hijab antara kau dengan Allah subhanahu wata’ala berhadapan dengan Rabbul’alamin, sebagaimana hadits Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam diriwayatkan didalam Shahih Bukhari :
“barang siapa yang melakukan shalat sungguh ia sedang berbicara dan bercakap cakap dan menghadap Allah subhanahu wata’ala”
Inniy wajjahtu wajhiya lilladziy fatharassamaawaati wal ardhi….dst “ sungguh kuhadapkan jiwaku, hatiku, wajah hati ku, kepada yang menciptakan langit dan bumi yaitu Allah subhanahu wata’ala..”
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
Demikian rahasia keluhuran didalam mi’raj sekilas kita buka namun masih lagi banyak bagaikan samudera yang sangat luas yang tidak bisa diceritakan dengan lisan diantaranya adalah ucapan para penyair bahwa ketika Nabi Musa a.s menghadap Allah Swt di Bukit Tursina, maka disaat itu perintahkan kepada Musa :
“lepas kedua sandal mu wahai Musa kau berada di lembah yang suci” (QS Thaahaa 12)
maka disaat Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam Mi’raj naik ke hadhratullah tidak di perintah membuka kedua sandalnya, maka berkata para penyair dalam syairnya manakah yang lebih mulia sandal atau Jibril a.s, jibril tidak biasa naik kehadhratullah sandalnya Rasulullah naik ke hadhratullah subhanahu wata’ala, tentu jibril a.s lebih mulia dari sandal, sandal hanya terbuat dari kulit kambing tapi karena sandal terikat dengan kaki Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam walaupun terbuat dari kulit kambing karena terikat dengan kaki Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, demikian pakaian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam naik ke hadirat Allah shallallahu ‘alaihi wasallam, tidak diperintah membuka kedua sandalnya sebagai tanda bahwa orang-orang yang terikat hatinya dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sangat dekat dengan Allah subhanahu wata’ala, Allah tidak perintahkan semua yang bersama Rasul untuk berpisah, bahkan sandalnya pun tidak diperintahkan dibuka menunjukkan lebih lagi hatinya yang terikat cinta pada Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, mereka mendapatkan rahasia kemuliaan isra’ wal mi’raj, seluruh ummat beliau buktinya, saat kita shalat kita mengulang kembali kalimat percakapan Allah dengan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam : yaitu : attahiyyatul Mubaarakaatu….dst.
kalimat itu kalimat percakapan antara Allah dan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam kau ucapkan didalam shalat, setiap shalat kita mengucapkannya, rahasia keluhuran isra’ wal mi’raj tumpah pada kita 5 kali setiap harinya ingin lebih lakukan lagi, ada shalat dhuha, ada shalat witir, ada shalat tahajjud, ada shalat shalat luhur lainnya.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
demikian rahasia sekilas dari rahasia keluhuran shalat, tidaklah seseorang melewati hari-harinya di dalam shalat kecuali ia telah dalam keluhuran, diriwayatkan didalam shahih bukhari, sebagaimana hadits yang kita baca tadi, bahwa ketika Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam mi’rajh berkata Sayyidina Anas bin Malik ia melihat kubah-kubah yang terbuat dari mutiara yang ada danau disampingnya, kubah-kubah yang terbuat dari mutiara yang berlubang lubang dengan keindahan, maksudnya, berlubang lubang dengan indah mutiara mutiara itu, memberikan Tanya kepada jibril, “apa itu jibril ?”
berkata jibril “itu telaga al Kautsar”
itu telaga yang sangat indah Rasul berkata, diriwayatkan didalam Shahih Bukhari atau riwayat lainnya bahwa jumlah cangkirnya sebanyak bintang di langit, cangkir-cangkir yang berada di telaga al-kautsar milik Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam yang Allah firmankan:
“Sungguh kami memberi kepadamu wahai Muhammad telaga al-kautsar, maka shalatlah kepada Allah, perbanyaklah doa dan berkurbanlah, dan orang-orang yang ingin mencelakaimu lah yang akan celaka dan terputus keturunanya” (QS Al Kautsar)
tiga ayat yang demikian singkat tapi mensiratkan betapa mulianya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang diberikan oleh Allah telaga al kautsar, didalam riwayat yang tsiqah (riwayat yang kuat) jika pecah salah satu pecahan kecil dari cangkir yang ada di telaga al kautsar jatuh kepermukaan bumi pecahan kecil itu lebih mahal dari seluruh perhiasan yang ada di muka bumi.
Hadirin hadirat bagaimana satu cangkir sempurna hati para sahabat dan para pecinta Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam mereka meminta kepada Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam, ya Rasulullah saat kami nanti di telaga al kautsar, saat itu kami tidak mau meminum dari gelasnya, lalu bagaimana? ingin meminum langsung dari telapak tanganmu ya Rasulullah, telapak tangan mu lebih mulia dari seluruh cangkir yang ada di telaga al kautsar.
Hadirin hadirat yang dimuliakan Allah,
demikian para sahabat Rasul, radhiyallahu’anhum, berkata Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam di akhir masa hidupnya seraya bersabda :
“akan kalian lihat nanti setelah aku wafat hal-hal yang tidak menyenangkan, bersabarlah sampai kalian berjumpa dengan ku di telaga haudh” (Shahih Bukhari)
para pecinta Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam ditunggu oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di telaga haudh, semoga aku dan kalian dikumpulkan oleh Allah ditelaga haudh, ditelaga al kautsar bersama Sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, bersama para muhaajiriin dan anshar, ahlul badr, ahlul uhud.
Rabbiy kami bermunajat memanggil nama Mu yang Maha luhur, yang Maha membuka rahasia keluhuran dunia dan akhirat, yang Maha memiliki rahasia kebahagiaan dunia dan akhirat, Maha memiliki kunci kunci kemudahan dunia dan akhirat, yang Maha memiliki cahaya kebahagiaan, keluhuran, pengampunan, dan kasih sayang, wahai yang berkasih saying kepada kami lebih dari semua yang mencintai kami, wahai yang Maha baik kepada kami lebih dari semua yang baik kepada kami.
Masing-masing hadirin mempunyai hajjat, mempunyai doa, mempunyai kebutuhan, ada yang terjebak hutang, ada yang terjebak masalah, ada yang terjebak kesedihan, ada yang terjebak kesusahan, ada yang igin bekerja belum bekerja, ada yang ingin punya keturunan belum punya keturunan, ada yang ingin menikah belum menikah, masing masing dengan hajjatnya, Rabbiy Engkau Maha melihat saat ini kepada segenap sanubari kami, (Firman Allah swt) : “apakah mereka mengira tidak ada satupun yang Melihat” (QS Al Balad.7) melihat mereka apakah mereka tidak mengira bahwa Allah Swt yang Maha Tunggal selalu melihat mereka, “Bukankah telah kami berikan pada mereka penglihatan, kami berikan pada mereka ucapan, kami berikan pada mereka dua jalan (kebaikan dan keburukan) (QS Al Balad 8,9,10), mana yang ingin mereka pilih didalam kedekatan kasih sayang atau dalam kemurkaan Ku, semoga aku dan kalian dan semua keluarga, dan keturunan kita disatukan oleh Allah dan dipastikan oleh Allah didalam orang orang yang diridhoi Allah, orang orang yang dimuliakan Allah, orang orang yang dilimpahkan rahmat oleh Allah setiap waktu dan saat.
Rabbiy bimbing kami, maafkan dosa dosa kami, tidak kami bangkit dari tempat ini kecuali kau sudah menghapus seluruh dosa dosa kami, dan dosa ayah bunda kami, dan dosa kerabat dan saudara kami, suami kami dan istri kami, anak anak kami dan keluarga kami yang masih mempunyai dosa dan belum terampuni hingga malam ini ampunkan seluruh dosa mereka ya Rahman ya Rahim.
Mereka yang telah wafat dari ayah bunda, dari keluarga atau teman atau kerabat yang barangkali hingga malam ini masih terhimpit di alam kubur, bebaskan dari segala kesusahan ya Allah, dan mereka yang didalam kemuliaan didalam kubur, tambahkan kemuliaannya, dan mereka yang masih hidup Rabbiy linpahkan Rahmat dan keluhuran untuk mereka dan untuk kami semua.
Wahai Nama yang mengawali segala-galanya dari tiada menjadi ada maka adakanlah segala apa yang kami minta, Wahai yang Maha mampu memberi melebihi semua yang mampu memberi, Wahai yang telah berfirman kepada kami (dalam hadits qudsiy) : “Wahai hamba-hamba Ku, jika berkumpul dari kalian seluruh jin dan manusia yang pertama dan yang terakhir di suatu lapangan yang multi luas, dan masing-masing kalian mempunya hajat dan meminta kepada Ku, (ada yang minta 1000 Surga, ada yang minta 1000 Arsy dengan masing-masing permintaannya) kuberikan semua yang kalian minta, tidak berkurang dari yang kumiliki, kecuali seperti jarum yang terangkat dari tengah lautan samudera” (Shahih Muslim)
Wahai Allah Yang Maha Luhur, limpahkanlah kami lebih dari apa yang kami minta, limpahkan permintaan kami lebih dari apa yang kami harapkan, ampuni semua dosa yang kami ketahui dan yang tidak kami ketahui, kami titipkan masa lalu kami dalam samudera pengampunan Mu, kami titipkan masa depan kami kepada samudera gerbang kebahagiaan Mu,
فَقُوْلُوْا جَمِيْعًا …
Ucapkanlah bersama-sama
يَا الله…يَا الله… ياَ الله.. يَا الله…يَا الله… ياَ الله..
Limpahkan kedamaian, ketenangan, kebahagiaan, kesejukan dunia dan akhirat,
Kemakmuran Dunia dan akhirat,
يَا الله…يَا الله… ياَ الله.. يَا الله…يَا الله… ياَ الله..
Kau terus memberi dan terus memberi, beribu-ribu anugerah Kau beri dalam sekali kami memanggil Nama Mu
يَا الله…يَا الله… ياَ الله.. يَا الله…يَا الله… ياَ الله..
Wahsyi yang telah membunuh Sayyidina Hamzah bin Abdul Muthallib, menghancurkan badannya dan menghancurkan wajahnya, lari karna putus asa dari Mu ya Allah, Kau memanggilnya kembali dari kasih sayang Mu, jangan putus asa dari kasih sayang Mu, alangkah indahnya Engkau
يَا الله…يَا الله… ياَ الله.. يَا الله…يَا الله… ياَ الله.. ياَرَحْمَن يَارَحِيْم …لاَإلهَ إلَّاالله…لاَ إلهَ إلاَّ الله مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. كَلِمَةٌ حَقٌّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوتُ وَعَلَيْهَا نُبْعَثُ إِنْ شَاءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ اْلأمِنِيْنَ
( صحيح البخاري )
http://www.majelisrasulullah.org